• Jumat, 22 November 2024

Ziarah Ke Makam Mbah Bustam, Sekda Iswar Aminuddin: Jangan Lupakan Perjuangannya!

- Sabtu, 5 Agustus 2023 | 15:19 WIB
Sekda Kota Semarang, Iswar Aminuddin (tengah kemeja putih), berziarah ke makam Sayyid Abdullah Bustam, atau Mbah Bustam, Jumat (4/8/2023) sore.   (FOTO: Dok. Pribadi)
Sekda Kota Semarang, Iswar Aminuddin (tengah kemeja putih), berziarah ke makam Sayyid Abdullah Bustam, atau Mbah Bustam, Jumat (4/8/2023) sore. (FOTO: Dok. Pribadi)

Arahpublik.com - Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Semarang, Iswar Aminuddin, beserta jajaran, berziarah ke makam Sayyid Abdullah Bustam, atau Mbah Bustam.

Sekda Iswar, berziarah ke makam Mbah Bustam pada Jumat (4/8/2023) sore,  di TPU Bergota Kota Semarang, Jawa Tengah.

Diketahui, Mbah Bustam adalah tokoh masyarakat, agamawan, sekaligus pemimpin Semarang, yang masa itu masih dalam lingkup administratif Kabupaten Semarang.

Baca Juga: Selamat! Sekda Semarang Iswar Aminuddin Raih Penghargaan ADLGA Tingkat Nasional

Dalam kepemimpinan pemerintahan, Mbah Bustam dikenal dengan gelar Adipati Surohadi Menggolo I. 

Dalam sambutannya, Sekda Iswar, menyampaikan kegelisahannya soal banyaknya masyarakat saat ini, yang kurang pengetahuan tentang kesejarahan dan ketokohan di Semarang, termasuk Mbah Bustam.

Iswar menyebut, bahwa jasa Mbah Bustam sangat besar dalam membangun dan menata kehidupan masyarakat Semarang.

Baca Juga: Begini Tahapan Ujian Praktik SIM C dengan Lintasan Berbentuk Huruf S

Selain itu, kata Iswar, Mbah Bustam, juga seorang wali atau waliyullah yang berpengaruh besar dalam sejarah perkembangan Islam, terutama di Semarang. 

“Selama ini hanya dikenal "Gebyuran Bustaman," hanya tau gule Bustaman. Masya Allah, hanya seperti itukah beliau, sehingga masyarakat lupa tentang perjuangan beliau,” ucapnya

“Hari ini saya mengajak untuk yuk kita bareng-bareng lagi, nguri-uri. Seorang tokoh di Semarang yang kita lupa," sambung Iswar.

Baca Juga: Ujian Praktik SIM C Lintasan Angka 8 dan Zig-zag Dihapus, Diganti Huruf S, Kapan Berlakunya?

Menurutnya, merawat sejarah tentang perjuangan para tokoh, seperti Mbah Bustam, merupakan usaha untuk meneruskan perjuangan mereka.

Iswar menambahkan, dalam konteks pembangunan, tidak bisa selalu dimulai dari nol.

“Ini karena para tokoh pendahulu telah meletakkan dasar pembangunan untuk kemudian dilanjutkan generasi penerusnya,” ucapnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: M. Rain Daling

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X