• Senin, 25 November 2024

Dampak Perubahan Cuaca, China Terancam Krisis Pangan

- Jumat, 18 Agustus 2023 | 22:41 WIB
Ilustrasi kebanjiran. (Foto: Freepik)
Ilustrasi kebanjiran. (Foto: Freepik)

Baca Juga: Mobil Listrik dan Motor Listrik Murah di GIIAS 2023, Harga Mulai Rp100 Juta

Sementara itu, Menteri Luar Negeri China mengatakan, ketergantungan impor makanan yang dilakukan China mungkin akan terus meningkat. Hal ini diakibatkan oleh jumlah lahan subur yang berkurang. Karena itu, berkurangnya angkatan kerja di sektor pertanian turut menjadi perhatian pemerintah China.

Gelombang Panas di China

Gelombang panas di China sudah terjadi sejak bulan Januari-Juni tahun 2023. Suhu panas ini diprediksi terus naik pada bulan Juli-Agustus 2023. 

Berdasarkan Reuters, pada bulan Juni lalu, suhu rata-rata China dianggap sebagai terpanas kedua setelah tahun 1961 silam.

Suhu rata-rata pada bulan tersebut mencapai 21.2 derajat celcius dan lebih tinggi 0.7 derajat celcius dari sebelumnya.

Beijing merupakan kota daerah dengan suhu panas tertinggi di bulan Juni. Suhu Beijing pada saat itu mencapai 35 derajat celcius.

Media pemerintahan China mengabarkan, sudah terdapat 3 juta hektar lahan pertanian yang mengalami kekeringan imbas dari gelombang panas ekstrim.

Baca Juga: Siap-siap! ASN Pemprov Jakarta Bakal WFH Mulai Pekan Depan Demi Kurangi Polusi Udara

Curah hujan tinggi di beberapa daerah

Dikutip dari Reuters, curah hujan tahun ini dinobatkan sebagai curah hujan terburuk sepanjang satu dekade yang melanda provinsi tengah China.

Hal ini mengakibatkan gagal panen di beberapa sektor pertanian, seperti ladang gandum yang berkecambah lebih awal dan tak layak konsumsi.

Akibatnya, China harus mengimpor gandum sebanyak 10 juta ton dan ini merupakan jumlah impor tertinggi yang pernah ada.

Selain itu, hujan di China juga mengancam gagal panen beberapa lahan yang ditanami padi. Hujan menjadi salah satu daerah dengan lahan padi yang diterjang hujan terus menerus sejak akhir Juni.

Seperti diketahui, daerah Hebei baru-baru ini dilanda curah hujan yang cukup tinggi dan mengakibatkan bencana alam banjir besar.

Parahnya, bencana alam ini harus merenggut 21 nyawa, ribuan orang mengungsi, hingga kerugian mencapai 1 triliun.***

Baca Juga: Pembalap Asal Jepang Meninggal Pasca Balapan di Mandalika, Begini Kronologinya

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Al-Afgani Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X