• Minggu, 8 September 2024

Tanggapi Unggahan Akun Sunnah Nabi, Kiai Sukron Makmun Luruskan 2 Poin Ini

- Senin, 21 Agustus 2023 | 16:02 WIB
Wakil Ketua PWNU Banten, KH Sukron Makmun (Foto: Dok. Pribadi)
Wakil Ketua PWNU Banten, KH Sukron Makmun (Foto: Dok. Pribadi)

Arahpublik.com - Wakil Ketua PWNU Banten, Sukron Makmun menanggapi unggahan akun YouTube Sunnah Nabi yang diduga melecehkan agama Islam. Ia meluruskan dua poin pemahaman yang digiring oleh akun tersebut.

Sosok yang sering disapa Kiai Sukron Makmun itu mengatakan, isi unggahan dalam akun YouTube itu memang bertentangan dengan citra Islam. Sehingga, hal itu dapat memancing kegaduhan di tengah masyarakat.

"Apa yang diunggah dalam akun YouTube yang sedang ramai itu memang sangat berentangan dengan apa yang dimaksud dengan Islam," ujarnya kepada Arahpublik.com via telepon, Senin (21/8/2023).

Baca Juga: Pimpin AMMTC ke-17, Kapolri: Tidak Ada Ruang Bersembunyi Bagi Pelaku Kriminal

Tanggapan Cerdas Kiai Sukron Terkait Isi Unggahan

Setidaknya ada dua poin yang menjadi sorotan terkait unggahan akun tersebut.

Pertama, akun tersebut memvisualisasikan Nabi Muhammad Saw.
Menurut Kiai Sukron, tindakan visualisasi manusia suci seperti nabi ini sangat tidak etis.

"Sebab, memvisualisasikan muka Nabi itu tidak etis. Nabi kan digambarkan sebagai manusia suci. Jadi, tidak boleh menyerupakan Nabi Muhammad dengan siapapun dan apapun," katanya.

Kedua, akun tersebut mencoba menggiring pemahaman bahwa Islam itu agama perang.

Kiai Sukron berpandangan, dalam konteks zaman perang dulu, Islam tidak menjadikan peperangan sebagai opsi pertama (perang merupakan emergency exit ketika semua usaha perdamaian Mentok).

Jadi, perang dilakukan, pada zaman itu, sebagai opsi mempertahankan keselamatan diri, harkat, dan martabat.

"Apalagi, Nabi di situ digambarkan sebagai penjahat perang. Padahal kalo dilihat dalam fakta sejarah, saat dulu zaman perang, jutsru Islam dalam perang itu selalu defensif," tuturnya.

Islam, lanjut Kiai Sukron, menggunakan bahasa pembebasan, bukan peperangan. Tentunya, pembebasan dan peperangan merupakan dua hal yang berbeda.

Baca Juga: Ini Perintah Jaksa Agung kepada Jajaran Jelang Pemilu 2024: Tunda Pemeriksaan Kasus hingga Sikap Netral

"Bahasa yang dipakai Islam itu futuh, pembebasan. Artinya, Islam datang untuk membebaskan orang yang terdzolimi dan menciptakan peradaban yang maju," ucapnya.

Halaman:

Editor: Al-Afgani Hidayat

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X