Tepis Isu Mudur Jabatan, Luhut Puji Jokowi Soal Program Kereta Cepat Jakarta-Surabaya

Arahpublik.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) diisukan bakal mundur dari jabatan.
Melalui unggahan Instagram, dia menepis isu tersebut dengan menyatakan loyal terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Bahkan, ia memuji program Jokowi terkait program Kereta Cepat Jakarta-Surabaya. LBP pun memaparkan terkait perjanjian dengan China.

“Saya nggak akan pernah mundur dari Pak Jokowi, saya akan tetap loyal pada Pak Jokowi sampai saat terakhir dia mungkin sudah tidak membutuhkan saya," ujarnya, dikutip dari akun Instagram @luhut.pandjaitan, Sabtu (28/10/2023).

Baca Juga: Tepis Isu Mundur Dari Jabatan, Luhut: Saya Nggak Akan Pernah Mundur dari Jokowi, Tetap Loyal

Seperti diketahui, Luhut sedang dalam masa istirahat akibat sakit dan dirawat di Singapura. Sehingga, hal itu membuat dirinya berhenti sejenak dari aktivitasnya.

Bahkan, Luhut menganggap Jokowi layaknnya seorang komandan bagi dirinya. Karena itu, ia akan mendukungnya dengan segala cara.

"Dan karena saya anggap Pak Jokowi ini seorang komandan yang patut didukung at all cost (dengan segala cara) oleh siapa pun kalau dia masih punya karakter untuk Republik ini,” tutur Luhut.

Justru, Luhut sudah rindu bekerja dan ingin segera kembali ke Jakarta. Ia bahkan memuji soal kereta api cepat Jakarta-Surabaya yang diinginkan Jokowi.

“Apa yang terjadi sekarang kan sudah bagus. Pak Jokowi mau kereta api cepat Jakarta-Surabaya diterusin," ucapnya.

Baca Juga: Statistik Al Nassr VS Al Feiha, Tim Ronaldo Dominasi Permainan, Al Nassr Naik Peringkat Klasemen

Terkait pembangunan tersebut, Indonesia telah melakukan perjanjian dengan China.
Luhut menjelaskan, bunga pada perjanjian itu lebih sedikit.

"Tadi saya dengar perjanjian dengan China juga jalan, malah bunganya jauh lebih murah daripada bunga yang ditawarkan banyak negara lain, dan teknologi, kita sudah buktikan," katanya.

Namun, lanjut Luhut, masalah pertama yang meski dihadapi yaitu pembebasan tanah.

"Dan kita sudah punya pengalaman, kan ini masalah kunci pertama ini adalah pembebasan tanah yang nggak jelas-jelas itu. Sekarang dengan kita punya pengalaman, we don’t have a problem anymore,” ujarnya.