• Minggu, 8 September 2024

Meski Dikritik Jokowi, KPU Tetap Tidak Akan Ubah Format Debat Capres-Cawapres

- Rabu, 10 Januari 2024 | 17:49 WIB
Suasana Debat Capres 2024 Ketiga. (Foto: Dok. KPU RI)
Suasana Debat Capres 2024 Ketiga. (Foto: Dok. KPU RI)

Arahpublik.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Repubik Indonesia (RI) menyatakan tidak akan mengubah format debat Calon Presiden (Capres)-Calon Wakil Presiden (Cawapres) meskipun sempat dikritik oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dikutip dari berbagai sumber, Ketua KPU RI, Hasyim Asy’ari menegaskan, pihaknya tidak akan mengubah format debat Capres-Cawapres 2024 yang telah berlangsung tiga kali.

Hasyim Asy’ari menjelaskan, model debat Capres pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 memang terdiri dari 6 segmen. Bahkan, format tersebut sudah disepakati bersama.

Ia menegaskan, pada debat keempat dan kelima pun akan menggunakan format yang sama.

Baca Juga: Beda Dari Jokowi, Ma’ruf Amin Sebut Debat Pilpres 2024 Lebih Hidup Dibanding Debat Pilpres 2019

“Kan model atau bentuk debatnya sudah disepakati. Ada 6 segmen, segmen pertama visi misi program, segmen dua dan tiga pertanyaan yang disiapkan oleh panelis. Kemudian apa itu namanya masing-masing calon menjawab," kata Hasyim Asy’ari.

"Segmen 4 dan 5 adalah pertanyaan masing-masing calon kepada calon yang lain, dan dijawab oleh calon lainnya. Segmen keenam penutup. Jadi memang modelnya seperti itu, debat 4 dan 5 pun akan begitu,” sambungnya.

Hasyim Asy'ari mengutarakan, penyelenggaraan Debat Capres-Cawapres 2024 ini sudah melalui kesepakatan semua pihak.

"KPU menyelenggarakan debat sudah dengan berbagai macam pertimbangan dan pembicaraan kesepakatan dengan semua tim pasangan calon. Termasuk dengan televisi, (format) ada enam segmen," ujarnya.

Baca Juga: Kiky Saputri dan Ate Komika Roasting Cak Imin: Daripada Bangun 40 Kota Mending Fokus Bangus Citra

Dengan demikian, apabila ada perubahan format debat, maka akan menimbulkan pertanyaan dari publik.

Apalagi, pelaksanaan ketiga debat sebelumnya dilakukan menggunakan format yang sama.

“Itu karena kalau diubah nanti jadi pertanyaan, ‘kenapa diubah?’ gitu. Karena sudah tiga kali debat kenapa polanya diubah," ucap Hasyim Asy’ari.

"Jadi kalau sudah jadi pola, sudah ada pakemnya ya kita ikuti. Kalau ada perubahan pasti menimbulkan pertanyaan,” sambungnya.

Halaman:

Editor: Al-Afgani Hidayat

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X