• Kamis, 21 November 2024

Tanggul laut Raksasa di Jepang Selamatkan Desa dari Tsunami, Bagaimana Proyek Giant Sea Wall di Jakarta?

- Minggu, 22 September 2024 | 00:50 WIB
Ilustrasi tanggul laut raksasa.  (Foto: Unsplash.com/JohnGibbons)
Ilustrasi tanggul laut raksasa. (Foto: Unsplash.com/JohnGibbons)

Arahpublik.com - Tanggul laut raksasa (giant sea wall) merupakan infrastruktur yang mampu menahan terjangan tsunami di wilayah pesisir laut.

Salah satunya, tanggul laut raksasa bernama Tohoku di wilayah timur Jepang.

Keberadaan tanggul laut raksasa ini tepat di wilayah yang dilanda bencana tsunami di wilayah Timur Jepang yang terjadi pada tahun 2011.

Baca Juga: Negosiasi dan Kesabaran! Presiden Jokowi Apresiasi TNI-Polri Bebaskan Pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens

Menurut siaran pers Badan Kepolisian Nasional pada tahun 2021, tsunami tersebut menyebabkan kematian atau hilangnya 18.425 orang.

Bencana tsunami tersebut juga menimbulkan banyak kerusakan, sehingga otoritas setempat di Jepang memutuskan untuk memperbaiki fasilitas perlindungan pantai, termasuk hutan lindung yang berada di tepi laut.

Tujuan pengembangan fasilitas perlindungan pantai ini untuk melindungi kehidupan masyarakat setempat, serta menstabilkan ekonomi regional di Jepang.

Baca Juga: Menhan Prabowo Bertemu Presiden Filipina Marcos Jr: Bahas Pertahanan hingga Forum Bilateral

Tanggul laut dengan panjang hingga 400 km telah dibangun di sekitar 600 lokasi pada tiga wilayah tersebut menghabiskan biaya total sekitar 1,3 triliun Yen atau setara dengan 138,8 triliun rupiah.

Ketinggian tanggul laut raksasa ini adalah 15,5 meter. Sebagian masyarakat percaya bahwa tanggul dengan ketinggian yang memadai sangat penting untuk memungkinkan penduduk di daerah pesisir hidup dengan aman.

Desa Kecil di Jepang Terjaga dari Tsunami

Baca Juga: Ratusan Pengacara Perkasa dan Jaguar Siap Bantu Andika - Hendi dan Agustina - Iswar Dalam Mengantisipasi Pelanggaran Pilkada 2024

Perlu diketahui, bahwa proyek tanggul laut raksasa bernama Tohoku itu dikritik sebagai upaya pemborosan pada tahun 1970-an.

Hasil dari program pencegahan tsunami di Jepang ini dinilai sebagian masyarakat menggunakan struktur buatan yang tidak realistis.

Selain itu, pembangunannya dari perspektif biaya yang diperlukan dinilai terlalu besar, sehingga menimbulkan kontroversi di kalangan masyarakat Jepang.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: M. Rain Daling

Sumber: China Daily, Japan Times, DPRD Jakarta, Star Advertiser, Springer

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X