• Senin, 23 September 2024

Kasus Meninggalnya Karyawan EY: Curhatan sang Ibunda, Bantahan Perusahaan hingga Penyebab Kelelahan Bekerja Rawan Picu Kematian

- Senin, 23 September 2024 | 15:29 WIB
Potret Karyawan Perusahaan EY (Ernst & Young) India, Anna Sebastian Perayil.  (Foto: janashabdham.in)
Potret Karyawan Perusahaan EY (Ernst & Young) India, Anna Sebastian Perayil. (Foto: janashabdham.in)

Baca Juga: Mewaspadai Sesar Garsela Wilayah Bandung dan Garut: Deretan Gempa yang Terjadi, Pelajari 6 Langkah Mitigasinya

Dalam surat itu, Anna yang bekerja sebagai chartered accountant (CA) adalah anak berprestasi sejak kecil.

Anna dinilai sukarela memenuhi tuntutan di perusahaan tersebut, namun beban kerja mengharuskannya siap siaga setiap hari.

"Menuntut anak baru dengan kerja yang berat, membuat mereka kerja setiap siang dan malam, bahkan Minggu, tidak ada keringanan sama sekali," tulis Anita dalam surat yang dilayangkannya ke EY pada Juli 2024.

Baca Juga: Paslon Andika - Hendi dan Ahmad Luthfi - Gus Yasin Bertarung di Pilkada Jateng, KPU Jateng: Malam Ini Undi Nomor Urut

Curhatan Anna Kepada Ibunya

Dalam surat itu juga terdapat penjelasan Anita mengenai curhatan Anna yang bekerja tanpa istirahat.

Anita mengaku menyesal karena tidak dapat memastikan kesehatan anaknya, sebelum semuanya terlambat.

Baca Juga: Erick Thohir Terima Bola Bertandatangan Paus Fransiskus: Ini Bola Berkah, Bakal Disimpan PSSI

"Kami memintanya untuk mengundurkan diri dan kembali ke kampung halaman," tegasnya.

"Tidak ada keringanan pekerjaan sama sekali, dia meninggalkan kampung halamannya dan orang tersayang," tambahnya.

EY Tepis Tudingan Kematian Anna Akibat Kelelahan Kerja

Bos Perusahaan EY di India, Rajiv Memani membantah karyawan akuntannya yaitu Anna meninggal akibat kelelahan kerja.

Baca Juga: Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana Tinjau Venue Peparnas 2024 di Solo Raya, Persiapan Capai 90 Persen

Rajiv mengklaim, EY mempekerjakan 100.000 pegawai dan semuanya bekerja keras. Namun, dirinya tidak percaya Anna meninggal karena bekerja terlalu keras di perusahaannya.

Halaman:

Editor: M. Rain Daling

Sumber: First Post, Independent, Work Safe

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X