Arahpublik.com - Peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang, diperingati secara meriah dengan aksi treatikal di Kawasan Tugu Muda, Kota Semarang, Senin (14/10/2024) malam.
Momen peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang, bertujuan untuk mengobarkan semangat nasionalisme, gotong-royong, menjaga persatuan, dan terus berjuang membangun kemajuan bangsa Indonesia.
Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Sumarno, didapuk menjadi inspektur upacara Peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang.
Baca Juga: Daftar Lengkap 49 Calon Menteri yang Datang Menghadap Presiden Terpilih Prabowo Subianto
Dia mengatakan, perjuangan para pahlawan dalam merebut dan menpertahankan kemerdekaan tidaklah mudah. Karena itu, meski Indonesia telah merdeka, namun semangat perjuangan perlu terus dikobarkan.
"Perjuangan tidak hanya merebut kemerdekaan, tetapi juga dalam membangun bangsa agar lebih maju lagi. Dan itu ada di tangan anak-anak muda kita," ujar Sumarno, Senin (14/10/2024) malam.
Ia menilai, generasi muda harus mencontoh nilai-nilai perjuangan para pahlawan yang rela gugur demi kemerdekaan, berjuang dengan tulus, ikhlas, penuh semangat, dan pantang menyerah demi Tanah Air Indonesia.
"Kita harus meneladani nilai-nilai nasionalisame dan gotong-royong. Karena semua masalah bisa kita selesaikan dengan bergotong royong, saling tepa selira, saling memahami," ucap Sumarno.
Pada kesempatan acara peringatan tersebut, ribuan warga antusias menyaksikan treatikal Pertempuran Lima Hari yang dimainkan para pelajar dan mahasiswa.
Dalam treatikal itu digambarkan, perjuangan rakyat Jateng dengan penuh semangat dan rela mati demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Baca Juga: BRImo FSTVL 2024 Hadir Bidik Generasi Muda: Padukan Kecanggihan Teknologi dan Hiburan
Sumarno mengaku terharu menyaksikan treatikal yang mengisahkan sejarah perjuangan rakyat Jateng, mempertahankan Kota Semarang dari tangan Jepang.
Ia berharap, sejarah Pertempuran Lima Hari sebagai inspirasi dalam membangun semangat patriotisme, solidaritas, dan persatuan untuk menghadapi tantangan global yang terus berkembang dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.
Pertempuran Lima Hari di Semarang merupakan bentrokan antara pasukan Jepang dengan pasukan Indonesia, yang terdiri dari personel Badan Keamanan Rakyat (BKR) dan para pemuda Jateng, pada 14-18 Oktober 1945.
Artikel Terkait
Usulan Sekda Jateng, Ini Indikator Kinerja Camat: Kepatuhan Wajib Pajak!
Sekda Sebut Baznas Jateng Berperan Turunkan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem
ASN Diawasi Bawaslu di Pilkada Serentak 2024, Sekda Jateng: Harus Junjung Tinggi Netralitas!
GIIAS Semarang 2024: Pamerkan 18 Merek Kendaraan di Lokasi Baru yang Lebih Luas dan Nyaman
Jadwal dan Harga Tiket GIIAS Semarang 2024: Jangan Terlewatkan Pameran Otomotif Terbesar dan Terakhir Tahun Ini
BPS: Inflasi Jateng 0,05 Persen pada September 2024, Sekda Minta Pemangku Kebijakan Pantau Harga Komoditas
Ulah Gangster di Kota Semarang Meresahkan, Pj Gubernur Jateng: Perlu Ada Shock Therapy
Pemprov Jateng-Jabar Kerja Sama Pengembangan Wilayah Perbatasan, Sekda Sumarno Singgung Ketersediaan Air Baku
5 Fakta Insiden Penembakan Gadis di Kamar Kost Semarang: Korban Pernah ‘Ditampung’ di Rumah Tersangka
Baznas Jateng Bantu Perbaikan RTLH Senilai Rp2,9 Miliar, Sekda Sumarno: Tuntaskan Kemiskinan Ekstrem
Sosialisasi Pencegahan TPPO di Jateng Perlu Ditingkatkan Sampai Tingkat RT dan RW, Sekda: Korban Pakai Agen Tidak Resmi