Fenomena Cancel Culture Kasus Olokan Gus Miftah ke Penjual Es Teh Manis: Penghakiman Publik Lewat Medsos

- Jumat, 13 Desember 2024 | 21:02 WIB
Poster Petisi 'Copot Gus Miftah dari Jabatan Utusan Khusus Presiden' pada 4 Desember 2024. ( (change.org))
Poster Petisi 'Copot Gus Miftah dari Jabatan Utusan Khusus Presiden' pada 4 Desember 2024. ( (change.org))

49 persen di antara warga AS yang mengangkat cancel culture sebagai gerakan untuk menghilangkan status selebriti ataupun memberi penghargaan terhadap korban, menyebut tindakan itu adalah sebuah konsekuensi yang harus diterima si pelaku.

"Area paling umum dari argumen publik untuk menegur tokoh publik di media sosial muncul dari perspektif orang-orang tentang menghakimi atau sebaliknya mencoba membantu korban," tulis pernyataan Pew Research Center dalam artikel yang tayang pada tahun 2021 lalu.

Baca Juga: Wamendagri Sebut Segudang Manfaat dari Makan Bergizi Gratis, Artis Ini Bangun Sekolah dan Tak Masalah SPP Dibayar Pakai Buah-buahan

Bagaimana Contoh Cancel Culture?

Terdapat banyak skandal atau kasus yang melibatkan seorang publik figur hingga selebritis yang memicu terjadinya cancel culture.

Salah satunya terjadi terhadap aktor terkenal di Korea Selatan (Korsel), Kim Seon-ho, yang sempat membintangi serial drama berjudul 'Hometown Cha-Cha-Cha'.

Baca Juga: Prabowo Resmikan Terowongan Silaturahim Istiqlal-Katedral: Jaga Kerukunan dan Perdamaian Antar Umat Beragama

Kim terjebak dalam skandal aborsi yang membuat ratusan ribu penggemar berhenti mengikutinya.

Aktor itu pun tak lagi tampil dalam variety show populer di Korsel dan dikeluarkan dari dua proyek film yang sebelumnya telah ditandatangani olehnya.

Di sisi lain, kasus cancel culture yang juga pernah terjadi di Indonesia dialami oleh artis Saipul Jamil yang terlibat kasus pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur.

Baca Juga: Prabowo Resmikan Terowongan Silaturahim: Permudah Akses Jemaah Istiqlal dan Katedral hingga Simbol Kebahagiaan Bersama

Setelah kasusnya terungkap, Saipul diboikot dari berbagai program acara televisi sebagai bentuk sanksi sosial.

Tindakan ini menunjukkan fenomena cancel culture yang berfungsi sebagai alat kontrol sosial, terkhusus saat hukum dirasa tak cukup untuk memberikan efek jera untuk pelaku.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: M. Rain Daling

Sumber: Pew Research, Britannica, Change

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

PKB Segera Usulkan Gus Dur sebagai Pahlawan Nasional

Sabtu, 14 Desember 2024 | 19:15 WIB
X