Untuk menghadapi perkiraan dampak El Nino tersebut, Badan Pangan Nasional (BAPANAS) melakukan persiapan sedini mungkin agar dampak tidak menjadi lebih parah.
Kepala BAPANAS, Arif Prasetyo menyebutkan, kondisi kemarau panjang perlu diantisipasi dengan ketersediaan komoditas utama.
Untuk itu, BAPANAS bersama dengan Perum BULOG telah menyiapkan sebanyak 800 ribu ton beras. Bahkan, hal ini akan terus ditingkatkan hingga 2,24 ton beras hingga akhir Desember 2023 nanti.
Nantinya, ketersediaan beras ini akan dibagikan kepada masyarakat yang mengalami dampak El Nino.
Rencananya, BAPANAS akan memberikan bantuan berupa beras sebesar 10 kilogram beras per bulannya pada tiga bulan terakhir kepada 21.3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di tahun 2023.
Untuk menangani dampak El-Nino ini, BMKG juga turut mengajak kerjasama antara stakeholder, kementerian, pemerintah, daerah, hingga masyarakat agar bisa meminimalisir dampak dari fenomena ini.
El-Nino
Seperti diketahui, El-Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.
Pemanasan SML ini akan meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik Tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia. Sehingga, Indonesia akan mengalami kondisi kekeringan.