Baca Juga: PAN-Golkar Dukung Capres Prabowo Subianto, Presiden Jokowi: Tidak Ada Komunikasi, itu Urusan Mereka!
Menurutnya, akan berdampak pada penurunan minat untuk berwisata, terutama di wilayah Jakarta.
“Berdampak pada penurunan minat untuk berwisata terutama di wilayah Jakarta yang menjadi gerbang wisatawan nomor dua setelah Bali dan Kepri,” jelasnya.
“Tiga (wilayah) itu teratas untuk kunjungan wisatawan mancanegara,” pungkas Sandiaga.
Baca Juga: Kakek Bejat Cabuli Bocah SD di Jaktim Karena Nafsu, Terancam 15 Tahun Penjara
Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar, mengungkapkan, sejumlah penyebab utama pburuknya kualitas udara di Jabodetabek.
Ia pun menyebut, beberapa faktor antara lain, kemarau panjang, konsentrasi polutan, emisi dari transportasi termasuk dari manufaktur industri.
Kendaraan bermotor, kata Siti, menjadi penyebab utama buruknya kualitas udara di Jabodetabek.
Baca Juga: Kasus TPPU Panji Gumilang Terus Berlanjut, Polisi Periksa 21 Saksi dan Segera Gelar Perkara
“Catatan kami per 2022 itu ada 24,5 juta kendaraan bermotor dan 19,2 juta lebih itu sepeda motor,” jelasnya.
Kendati demikian, kata Siti, Presiden Jokowi juga mengarahkan untuk tetap mengecek dan evaluasi industri terhadap kualitas udara di wilayah Jabodetabek.
Siti juga menampik informasi buruknya kualitas udara disebabkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya, Cilegon.
Baca Juga: Cristiano Ronaldo Bawa Al Nassr Menang di Arab Club Champion Cup, CR7 Bukan Pemain Terbaik?
Dia mengatakan, dari hasil analisis, pencemaran udara tidak bergerak ke arah Jakarta, melainkan ke Selat Sunda.
"Jadi bisa dikatakan bahwa bukan karena PLTU ya,” kata Siti.