“Tapi jika ekosistem besarnya sudah terbentuk, jika pabrik pengolahannya sudah beroperasi, saya pastikan ini akan berbuah manis pada akhirnya, terutama bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia,” lanjutnya.
Baca Juga: Buntut Konten Video Jilat Es Krim Oklin Fia, Polisi Segera Panggil Saksi
Ia pun mencontohkan, sejak pemerintah memberlakukan kebijakan penghentian ekspor bijih nikel pada 2020, investasi hilirisasi nikel tumbuh pesat.
Bahkan, saat ini terdapat 43 pabrik pengolahan nikel yang akan membuka peluang kerja yang sangat besar.
Presiden Jokowi meyakini, jika hilirisasi konsisten dilakukan di berbagai komoditas, maka pendapatan per kapita Indonesia yang mencapai Rp71 juta di 2022 akan melompat hingga dua kali lipat dalam 10 tahun mendatang.
Baca Juga: Tersangka Teroris Karyawan PT KAI Punya Akun Marketplace, Diduga untuk Jual Beli Senjata Api Senjata
“Ini baru satu komoditas dan jika kita konsisten dan mampu melakukan hilirisasi untuk nikel, kemudian tembaga, kemudian bauksit, kemudian CPO, dan rumput laut, dan yang lain-lainnya,” jelasnya.
Berdasarkan hitung-hitungan perkiraan, kata dia, dalam 10 tahun mendatang pendapatan per kapita Indonesia akan mencapai Rp153 juta (10.944 Dolar AS).
“Dalam 15 tahun, pendapatan per kapita kita akan mencapai Rp217 juta atau 15.860 Dolar AS),” kata Presiden Jokowi.
“Dalam 22 tahun, pendapatan per kapita kita akan mencapai Rp331 juta (25.025 Dolar AS),” sambungnya.
Baca Juga: Soal Salah Cetak Surat Al-Kahfi Ayat 8, Kemenag Sudah Melarang Peredaran Mushaf Terbitan Ini
Tiga Fondasi Raih Indonesia Emas 2045
Dalam pidatonya, Presiden Jokowi juga mengungkapkan tiga fondasi yang diperlukan untuk mewujudkan visi Indonesia Maju di tahun 2045.
Pertama, pembangunan infrastruktur dan konektivitas yang pada akhirnya menaikkan daya saing Indonesia.
Baca Juga: Kejagung: Anggota DPR Fraksi PDIP Ismail Thomas Tersangka Dugaan Korupsi dan Ditahan