Baca Juga: Megawati: Ibu-ibu Ayo Menangin Ganjar, Pasti Ditolong dari Sisi Hukum
Namun, kata dia, WFh tidak banyak membantu mengurangi polusi udara di Jakarta.
“Pemerintah ada saran buat WFH, tapi liat sendiri kan jam 2.30 pagi mostly semua orang tidur aja kualitas udara sama buruknya,” ucap Zaskia.
“Entah bisa berharap sama siapa lagi selain Allah buat urusan udara ini. Nafas aja takut sekarang tuh,” sambungnya.
Baca Juga: Aturan Baru! Mulai 1 September 2023, Biaya Pasien Covid-19 Ditanggung Sendiri atau Melalui JKN
Diketahui sebelumnya, pada Selasa (22/8/2023) pagi, jam 08.13 WIB, tingkat polusi udara di Jakarta berada di angka 172.
Hal itu sempat membuat Jakarta menduduki peringkat pertama dengan tingkat polusi udara terburuk di dunia.
Berdasarkan data IQAir, kondisi polusi udara di Jakarta, sempat menduduki peringkat pertama terburuk di dunia. Lalu, turun jadi peringkat ketiga pada siang hari.
Baca Juga: Kemenkes: Mulai 2024, Vaksinasi Covid-19 Ada yang Gratis dan Berbayar
Saat pagi hari, menurut pantauan IQAir, tingkat polusi udara di Jakarta berada di angka 172.
Lalu, menurun pada siang hari, jam 12.00 WIB, yang berada di angka 161.
Kota Jakarta pun berada peringkat tiga dengan polusi udara terburuk di dunia, pada siang hari itu.
Baca Juga: Sempat Viral Disebut Halal, MUI: Produk ‘Wine’ Nabidz Haram!
Untuk diketahui, peringkat kualitas udara terburuk Jakarta, indikatornya warna adalah merah, yang artinya tidak sehat bagi seluruh kalangan masyarakat.
Sementara, indikator warna lainnya adalah kuning merujuk pada kualitas udara yang cukup baik (moderat).