Arahpublik.com - Anggota Komisi IV DPR RI, Johan Rosihan, menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak fokus menyelesaikan persoalan polusi udara di Jakarta.
Pernyataan itu diungkapkan Johan Rosihan, menanggapi Pidato Kenegaraan Presiden Jokowi beberapa waktu, yang tidak membahas soal polusi udara.
Semestinya menurut Johan Rosihan, Presiden Jokowi menyinggung persoalan polusi udara yang sangat buruk dan tidak sehat saat ini.
Baca Juga: Cek Syarat Magang MAGENTA di BUMN: Peluang Bagi Mahasiswa, Santri, dan Fresh Graduate
Oleh karena itu, dia menilai, ada yang hilang dari pidato kenegaraan Presiden Jokowi di Gedung DPR RI, beberapa waktu lalu.
Johan mengatakan, isi pidato Presiden Jokowi hanya fokus pada polusi budaya ketimbang persoalan polusi udara.
Seharusnya, kata dia, Presiden Jokowi, juga menyampaikan komitmen dan ketegasan kebijakan pemerintah untuk segera mengatasi persoalan polusi udara.
Baca Juga: Denny Sumargo Polisikan DJ Verny Hasan Atas Dugaan Pencemaran Nama Baik
Karena, lanjut Johan, pada 12 Agustus 2023, Presiden Jokowi menilai kualitas udara di Jabodetabek sangat buruk dan tidak sehat.
Beliau, kata anggota Fraksi PKS ini, menyebut kualitas udara di DKI berada di angka 156 dengan keterangan ‘Tidak Sehat’.
Jangan sampai benar terjadi adanya anggapan, bahwa Presiden lebih terganggu dengan polusi budaya daripada polusi udara yang tidak sehat selama ini.
Baca Juga: Ini Alasan Ribuan Warga Buleleng di Bali Dukung Cak Imin di Pilpres 2024
Dikutip dari laman DPR, Rabu (23/8/2023), Johan meminta Presiden Jokowi tidak hanya menyalahkan musim kemarau jadi penyebab polusi udara.
“Atas persoalan ini, saya meminta Jokowi tidak hanya menyalahkan musim kemarau selama tiga bulan terakhir sebagai penyebab memburuknya kualitas udara di Jabodetabek,” jelasnya.
Sebab, kata Johan, ada sejumlah faktor penyebab terjadinya polusi udara di wilayah Jabodetabek.