Dalam sepuluh tahun terakhir, PKB tidak pernah berkoalisi dengan PKS. Sementara PKS sudah mendukung Anies Baswedan.
Namun, yang menarik, yaitu PKB bisa berkoalisi atau bekerjasama dengan PKS.
"Kombinasi antara Muhaimin dan Anies ini mempertemukan antara sayap Islam modernis yang diwakili PKS dan Islam tradiosionalis yang diwakili oleh PKB," kata Saiful.
Baca Juga: Kronologi Gangster Intimidasi Warga di Kabupaten Tangerang, Dua Wanita Ditodong Sajam
Dengan demikian, partai NasDem membuat koalisi ini menjadi lebih lengkap. Sebab, bertemunya tiga entitas sosiologis pemilih Indonesia: Islam modernis (PKS), Islam tradisionalis (PKB), dan nasionalis (Nasdem).
Pasangan Ganjar dan Prabowo Bisa Berubah
Perlu diketahui, Ganjar Pranowo hingga kini belum memutuskan pasangan yang mendampinginya.
Namun demikian, menurut SMRC, salah satu kandidat yang potensial ialah Ridwan Kamil.
Terkait hal ini, Ridwan Kamil sudah bertemu dengan Ketua Umum (Ketum) PDI Perjuangan, Megawati Soekarno Putri.
Baca Juga: Menag Sebut Pemilih 'Amin' Bidah, Netizen Geruduk Postingan Akun Yaqut Cholil Quomas
Sementara itu, satu tokoh yang potensial menjadi pasangan Prabowo ialah Erick Thohir.
Erick Thohir didukung sebagai Bacawapres oleh Partai Amanat Nasional (PAN), partai yang mendukung Prabowo.
Erick juga sudah melakukan sosialisasi sejak jauh hari untuk menjadi Bacawapres.
Meski begitu, Saiful menegaskan, pasangan Ganjar dan Prabowo bisa berubah lantaran belum deklarasi.
“Tentu saja pasangan Ganjar maupun Prabowo bisa berubah, tapi setidaknya pasangan Anies-Muhaimin kemungkinan relatif stabil,” katanya.***
Baca Juga: Soal Pembangunan PSN, Jokowi ke Jajarannya: Jangan Ada yang Mangkrak