Arahpublik.com - Juru Bicara (Jubir) Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf Al-Qudra mengatakan, ratusan orang tewas akibat ledakan di sebuah Rumah Sakit (RS) di Kota Gaza, Selasa (17/10/2023) kemarin.
Namun, militer Israel tidak mengakui serangan rudal yang meluluhlantakkan RS itu. Alih-alih mengaku, justru mereka menuding para militan Hamas yang melakukan aksi biadab itu.
Militer Israel menyatakan, para militan hamas melakukan kesalahan hingga gagal melakukan peluncuran roket. Lalu, roket itu mengenai RS di wilayah Gaza.
Namun, wacan ini justru dibantah oleh militan hamas dan sejumlah pihak.
Baca Juga: Libas Brunei 6-0, Indonesia Miliki Kesempatan Menuju Piala Dunia 2026
Dikutip dari reuters, para pejabat Israel dan Palestina saling menyalahkan dan memicu protes dari banyak orang di Tepi Barat dan sekitar Timur Tengah.
Menurut otoritas kesehatan di Jalur Gaza, serangan udara Israel tersebut menyebabkan ledakan.
Namun, militer Israel sendiri menyebutkan, serangan tersebut berkaitan dengan kegagalan peluncuran roket yang dilakukan oleh kelompok militan Jihad Islam Palestine. Jihad Islam sendiri membantah tuduhan Israel tersebut.
Dalam peristiwa ini, sekitar 300 orang tewas. Namun, menurut Kementerian Kesehatan setempat, korban mencapai angka 500 orang.
Baca Juga: Tunjuk Cawapres Ganjar, Megawati: Mahfud MD Berpengalaman di Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif
Terkait insiden ini, Jubir Kementerian Kesehatan, Ashraf Al Qudra mengatakan, pada Rabu pagi, para petugas masih menyelamatkan ratusan mayat yang berada di reruntuhan akibat ledakan tersebut.
Sebelum ledakan terjadi di hari Selasa, otoritas kesehatan di Gaza mengatakan, sekitar 3000 orang tewas dalam pemboman israel selama 11 hari sejak dimulainya serangan oleh Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu.
Sementara itu, sekitar 1300 orang tewas di Israel dan sekitar 200 orang disandera di Gaza.
Ledakan di rumah sakit itu terjadi menjelang kunjungan Presiden AS Joe Biden ke Israel untuk menunjukkan dukungan bagi negara tersebut dalam perangnya dengan Hamas.
Baca Juga: Mahfud MD Resmi Jadi Cawapres Pendamping Ganjar Pranowo, Ini Alasan PDIP