Arahpublik.com - Militer Israel melancarkan serangan ke ratusan sasaran di Gaza melalui jalur darat, Senin (23/10/23) kemarin.
Diketahui, serangan terbesar Israel ini dilakukan ketika bantuan tiba untuk warga Palestina.
Dikutip dari laman NYTimes, serangan jalur darat tersebut dilancarkan untuk mendesak Hamas membebaskan warga Israel yang menjadi tawanan mereka.
Baca Juga: Soal Dugaan Nepotisme, Jokowi Hingga Anwar Usman Dilaporkan ke KPK
Sementara Hamas mengaku telah membebaskan dua wanita lanjut usia Israel yang mereka tawan yang kemudian dikonfirmasi oleh Israel dan Komite Palang Merah Internasional.
Pihak militer Israel mengatakan, kedua wanita tersebut diculik dalam serangan pimpinan Hamas. Namun, suaminya disandera dan masih ditahan kelompok Hamas.
Alasan itu yang menyebabkan para pejabat Israel merencanakan operasi darat skala besar di Gaza.
Baca Juga: AHY Unggah Gaungkan Sektor Pertanian, Netizen: Kalo Jadi Mentan, Turunkan Harga Beras
Sebelumnya, Israel telah berulang kali melakukan baku tembak dengan kelompok bersenjata lainnya, Hizbullah, di sepanjang perbatasannya dengan Lebanon, menyerang lebih banyak posisi Hizbullah.
Bahkan, Israel sempat memblokade berbagai fasilitas yang ada di negara tersebut. Warga Palestina pun akhirnya mengalami krisis kesehatan hingga sanitasi lantaran tidak ada air bersih, obat-obatan, dan pasokan penting lainnya.
Keadaan krisis yang dialami Palestina ini ditanggapi serius oleh dunia. Hingga akhirnya, Amerika Serikat sepakat dengan Mesir untuk kembali mengirimkan bantuan pada warga Palestina.
Baca Juga: Disebut Mahkamah Keluarga, Ketua MK Kutip Kisah Nabi Muhammad Dikaitkan dengan Dirinya
Sementara itu, Israel terus melancarkan invasi dari jalur darat mulai Senin kemarin.
Para pejabat Amerika telah mendesak Israel untuk menunda invasi darat ke Gaza agar memberikan lebih banyak waktu untuk bantuan dan negosiasi untuk membebaskan lebih dari 200 orang yang disandera oleh Hamas dan kelompok bersenjata lainnya di Gaza.***