berita-publik

Biografi Singkat Mahmoud Abbas, Alasan Presiden Palestina Tidak Melawan Israel

Senin, 30 Oktober 2023 | 21:17 WIB
Ilustrasi. (Foto: Freepik/image by freepik)

Arahpublik.com - Presiden Palestina, Mahmoud Abbas alias Abu Mazen, menjadi sorotan belakangan ini.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut ini biografi singkat Presiden Palestina, Mahmoud Abbas.

Mahmoud Abbas merupakan presiden kedua Palestina yang menggantikan Yasser Arafat.

Awalnya, Mahmoud Abbas menjabat sebagai Perdana Menteri Otoritas Palestina pada tahun 2003 silam.

Baca Juga: Hasil Penyelidikan Polisi Terkait 12 Senjata Api di Rumah Dinas Eks Mentan Syahrul Yasin Limpo

Abbas tergabung dalam Partai Politik (Parpol) Fatah. Bahkan, ia memegang peran penting dalam membangun jaringan dan kontak perdamaian Palestina.

Mahmoud Abbas

Mahmoud Abbas lahir pada tahun 1935 di Safed, Palestina. Kini wilayah itu masuk ke dalam kota di Israel.

Selama perang Arab-Israel di tahun 1948, Abbas bersama keluarga pergi ke Suriah. Keluarga Abbas berstatus sebagai pengungsi. Namun, ia berhasil meraih gelar sarjana hukum di Universitas Damaskus, Suriah.

Kemudian, di tahun 1950-an, Abbas bergabung dengan layanan sipil Qatar. Lalu, ia membangun jaringan individu dan kelompok Palestina.

Pada 1982, Abbas menyelesaikan disertasi tentang nazisme dan zionisme. Dengan karya itu, ia dianugerahi gelar doktor dalam bidang sejarah di Institut Studi Oriental, Moskow, Rusia.

Baca Juga: Soal 12 Senjata Api di Rumah Dinas Eks Mentan SYL, Polisi: Legal, Terdaftar, dan Ada Suratnya

Karir Mahmoud Abbas

Pada tahun 1961, Mahmoud Abbas direkrut oleh Yasser Arafat menjadi salah satu anggota kunci awal Fatah hingga mendominasi Organisasi Pembebasan Palestina atau Palestine Liberation Organization (PLO).

Abbas pun menjadi kepala departemen internasional PLO di akhir 1970 an. Ia berperan menjalin hubungan dengan kelompok-kelompok perdamaian Israel.

Di awal 1990-an, Abbas membuat strategi negosiasi Palestina di Konferensi Perdamaian Madrid 1991 dan dalam pertemuan rahasia dengan Israel di Norwegia.

Berdasarkan Perjanjian Oslo 1993, Israel dan Palestina saling mengaku satu sama lain. Salah satu poin pada perjanjian itu, Israel menyerahkan beberapa fungsi pemerintahan di Tepi Barat dan Jalur Gaza kepada Palestina.

Halaman:

Tags

Terkini