Arahpublik.com - Kelompok Houthi telah bergabung dalam perang Israel-Hamas. Aksi yang dilakukan gerakan yang berbasis di Yaman itu dikhawatirkan akan berakibat konflik yang meluas ke ujung Timur Tengah (Timteng).
Bahkan, Gerakan Houthi telah menembakkan rudal balistik ke Israel. Serangan itu terekam oleh warga Israel.
Rekaman itu disebarluaskan melalui media sosial. Salah satunya dilakukan oleh pengirim menfess di akun @tanyarlfess.
Dikutip dari berbagai sumber, kelompok Houthi telah bergabung dengan kelompok militan lain yang didukung Iran termasuk Hizbullah, yang telah melakukan baku tembak dengan pasukan Israel di seberang perbatasan Lebanon.
Baca Juga: Soroti Berita Hoaks, Teguh: Banyak Berita yang Merugikan Proses Pemenangan Prabowo-Gibran
Diketahui, KSA memberikan lampu hijau untuk penempatan sistem pertahanan udara AS di negaranya untuk melindungi Israel dari serangan Houthi.
Jarak tempuh rudal yang digunakan Houthi terlempar hingga 1900 km dan memiliki peluang tembak jatuh.
Hingga saat rudal dilemparkan, Pemerintah Yaman, yang diakui secara internasional, belum menyatakan perang terhadap Israel.
Para ahli mengatakan, milisi yang didukung Iran tidak menyatakan perang habis-habisan terhadap negara tersebut.
Baca Juga: Fokus Pemenangan Prabowo-Gibran, Prima Siapkan Strategi Hadapi Berita Hoaks
Selain lemparan rudal balistik, juru bicara militer Houthi, Yahya Saree mengatakan, pihaknya berada di balik dua insiden sebelumnya, yaitu serangan pesawat tak berawak pada 18 Oktober dan tiga rudal jelajah yang dicegat oleh Angkatan Laut AS pada 19 Oktober lalu.
Lebih lanjut, Saree mengatakan, Israel harus disalahkan atas konflik di wilayah tersebut. Sebab, Houthi akan terus terlibat hingga agresi Israel berhenti.
Kelompok Houthi di Yaman
Houthi, juga dikenal sebagai Ansar Allah (Pendukung Allah), berkembang pada tahun 1990-an.
Kelompok Houthi muncul lantaran ketidakpuasan terhadap keberpihakan pemerintah Yaman dengan Arab Saudi dan Amerika Serikat.