berita-publik

Tak Terima Prabowo Diklaim Sebagai Penerus Jokowi, Septian Raharjo Sebut Prabowo Tidak Sampaikan Gagasan di Debat Capres

Minggu, 17 Desember 2023 | 17:54 WIB
Debat Capres perdana 2024. (Foto: Dok. Prabowo Subianto)

Baca Juga: Istri Habib Rizieq Meninggal Dunia, Sebelum Meninggal Miliki Riwayat Sakit Kompilasi

Prabowo yang selama ini dibranding sebagi sosok yang santun, asik, gemoy, pada akhirnya tetap tampil seperti karakter aslinya.

Ruang debat Capres yang panas telah menunjukan sifat asli Prabowo.

Setelah menyaksikan penampilan Prabowo dalam debat Capres, ia mempunyai satu pertanyaan besar.

Apakah orang sepert itu layak dikatakan sebagai penerus Jokowi?

Baca Juga: Sempat Punya Firasat Ammar Zoni Konsumsi Narkoba Lagi, Irish Bella: Tuh Kan, Benar

Sebab, semestinya penerus Jokowi itu sosok yang suka bekerja, bukan orang yang temperamental dan gemar marah-marah.

Menurutnya, perilaku Prabowo justru merendahkan Jokowi. Sebagai pemilih Jokowi dua periode, dirinya merasa seperti ditampar.

Terlebih, ketika ada seorang temannya mengirimi pesan teks lewat WhatsApp, berisi kalimat sindirian.

"Oh, ternyata penerus Jokowi adalah orang yang menjulurkan lidah saat debat," kata Gus Raharjo menuliskan ulang pesan teks berisi sindirian kepada Prabowo yang dikirim temannya kepadanya.

Baca Juga: Terungkap, Motif Ammar Zoni Konsumsi Narkoba Pelampiasan Masalah Rumah Tangga

Ia menilai apa dilakukan Prabowo pada saat debat sangat tidak pantas. Penampilan Prabowo saat debat menunjukan bahwa Prabowo sama sekali tidak pantas meneruskan kepemimpinan Jokowi.

“Itu memang kurang ajar. Jokowi adalah seorang pemimpin yang taktis. Dalam memaparkan gagasan pun ia sangat detail, dan mudah dipahami masyarakat,” pungkasnya.

Program pembangunan strategis Jokowi yang mesti dipercepat, hanya mungkin dilakukan oleh orang yang memiliki pengalaman kepemimpinan yang matang dan terukur, baik secara emosional maupun pikiran.

Bukan pemimpin temperamental yang berpotensi besar mengambil keputusan secara impulsif, atau mengeluarkan kebijakan tanpa perencanaan matang, apalagi mempertimbangkan konsekuensi jangka panjangnya.

Halaman:

Tags

Terkini