Arahpublik.com – Anggaran serangan Israel ke Gaza mencapai 50 miliar shekel atau setara dengan Rp213 triliun pada tahun 2024.
Jika perang terus berlanjut, pihak Israel akan masuk dalam ambang kebangkrutan lantaran biaya perang di Gaza itu membengkak.
Sebab, besarnya anggaran dapat menyebabkan defisit anggaran hampir tiga kali lipat, sekitar 5,9 persen.
Terkait hal ini, Kementerian Keuangan Israel memproyeksikan perang di Gaza akan berlangsung hingga Februari 2024 di saat anggaran Israel menipis.
Baca Juga: Israel Nyaris Bangkrut, Biaya Perang Bisa Membengkak Hingga Rp213 Triliun di 2024
Wakil Komisaris Anggaran Kementerian Keuangan Israel, Itai Temkin mengatakan, biaya perang mencapai 50 miliar shekel, dengan rincian sebesar 30 miliar shekel untuk biaya keamanan, dan 20 miliar shekel untuk biaya sipil.
Biaya tersebut akan meningkatkan total belanja pertahanan lebih dari 48 miliar shekel, melebihi jumlah rencana anggaran yang sudah dialokasikan.
"Total belanja anggaran pada tahun 2024 akan meningkat menjadi 562,1 miliar shekel dari rencana 513,7 miliar, dan menyebabkan defisit anggaran sebesar 5,9% dari produk domestik bruto, naik dari target 2,25%," katanya, dikutip dari Reuters, Jumat (29/12/2023).
Lantaran defisit Israel, yang diperkirakan akan bertambah dari 75 miliar shekel menjadi 114 miliar shekel pada tahun depan.
Temkin mengatakan Israel perlu memangkas pengeluaran lain atau meningkatkan pendapatan.
"Ada kemungkinan bahwa di akhir tahun ini kami harus memperbaruinya seiring dengan perang yang terus berlanjut," ujarnya.
Menurutnya hampir tidak mungkin Israel dapat merencanakan perang hingga bulan Maret, dan seterusnya lantaran biaya yang sekarat.
Parlemen bulan ini menyetujui anggaran perang khusus tahun 2023 hampir 30 miliar shekel untuk dana perang, termasuk memberi kompensasi kepada mereka yang terkena serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober lalu.