Seperti diketahui, Putin memerintahkan invasi besar-besaran ke Ukraina sejak Februari 2022, delapan tahun setelah merebut wilayah Krimea, Luhansk, dan Donetsk di Ukraina.
Atas terjadinya invasi ini, ratusan ribu personel militer, warga sipil Ukraina, dan sejumlah tentara Rusia telah terbunuh selama dua tahun terakhir.
Beberapa juta warga Ukraina terpaksa meninggalkan negaranya. Sementara kota-kota seperti Mariupol, hampir dihancurkan.
Pada wawancara itu pun, Putin juga mengatakan, tidak akan ada konflik nuklir seperti yang ditakuti warga Ukraina.
Namun demikian, konflik nuklir tersebut masih digunakan untuk mengintimidasi atau mengancam warga Ukraina.***
Baca Juga: Hasil Survei Indokator Terbaru: Prabowo-Gibran Unggul 51,8%, Paslon Terpilih Pada 14 Februari