Baca Juga: Prabowo Subianto Miliki Mimpi Besar: Ubah Singkong Jadi Bensin, Sawit Jadi Solar
Kemudian, pada hitungan Real Count KPU, PSI yang semula mendapatkan suara sebanyak 2,29 juta, mengalami kenaikan hingga lebih dari 103.000 suara hanya dalam waktu 29 jam saja.
Terkait hal ini, Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi turut buka suara mengenai anomali perolehan suara PSI yang melesat jauh itu.
Burhanudin mengatakan, secara statistik, hasil hitung cepat semua lembaga sudah jelas hasil kesimpulan perolehan suara PSI.
Akan tetapi, dirinya mengaku tak paham dengan hasil hitung real count KPU.
Baca Juga: Tolak Kasasi Mario Dandy dan Shane Lukas, MA Tetapkan Hukuman Sesuai Putusan PN Jaksel
“Saya sudah banyak bicara soal ini. Secara statistik hasil hitung semua lembaga sudah jelas kesimpulannya. Kalau terjadi anomali antara hasil hitung cepat dengan real count KPU, kenapa hanya terjadi pada PSI? Saya ngga paham,” ujarnya melalui akun Twitter/X @BurhanMuhtadi.
Burhanuddin sempat membandingkan dengan partai lain yang perolehan suaranya cenderung lebih smooth meskipun mengalami kenaikan maupun penurunan.
Hal itu sangat berbeda dengan PSI yang meledak hanya dalam beberapa hari saja. Ia menilai suara partai pada umumnya tak akan sedinamis ini.
“PKB naik turun suaranya smooth sejak awal. Demikian juga dg partai2 lain. Sementara perolehan suara PSI “meledak” hanya dlm beberapa hari terakhir saja. Biasanya kalau data masuk di Sirekap sudah besar dan proporsional, suara partai-partai tidak akan sedinamis ini,” tuturnya.
Selain PSI, partai Gelora juga mengalami lonjakan suara yang anomali.
Partai PSI dan Gelora merupakan dua partai koalisi pengusung Pasangan Calon (Paslon) nomor urut 2, Prabowo Gibran dan Gibran Rakabuming Raka.***