Karir
Sebelum menjabat sebagai presiden, ulama sekaligus politikus ini bergabung dengan kantor kejaksaan di Masjed Soleyman Barat Daya Iran.
Ia bekerja di sana selama kurang lebih 6 tahun lamanya sebagai jaksa untuk beberapa wilayah yuridiksi lain.
Pada tahun 1985, ia menjadi wakil jaksa di ibu kota negara Iran, Tehran.
Kemudian, karirnya semakin meningkat dan berhasil menjabat posisi seperti Kepala Organisasi Inspeksi Umum pada tahun 1999 sampai 2004.
Baca Juga: Terjebak Macet, Seorang Jambret di Jaksel Tertangkap Warga Saat Hendak Kabur
Ia juga pernah menjadi Jaksa Agung Pengadilan Khusus pada tahun 2012 hingga 2021.
Dalam karir politik sendiri, ayah dua orang putri ini sempat kalah dalam Pemilu. Menjabat di dunia peradilan membuat dirinya dikenal sebagai sosok yang keras terhadap korupsi.
Pada tahun 2017, ia mencalonkan diri sebagai presiden melawan Hassan Rouhani.
Saat itu, dirinya mengkritik keras Rouhani lantaran membuat perjanjian nuklir internasional Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).
Perjanjian tersebut melibatkan Iran dan juga negara besar lainnya guna mencabut sanksi multilateral pada program nuklir berbagai negara.
Ia kalah melawan Rouhani dan kembali berkarir menjadi hakim agung.
Kemudian, pada tahun 2021, ia kembali mencalonkan diri dengan citra politikus yang melawan korupsi pemerintah.
Pada pemilu kali ini, ia berhasil menang dan dilantik pada Agustus 2021.***