Arahpublik.com - Koordinator khusus PBB untuk proses perdamaian Timur Tengah, Tor Wennesland menilai, invasi Israel di Gaza menyebabkan ketidakstabilan regional.
Baru-baru ini, ia menyatakan keprihatinan serius mengenai risiko eskalasi di wilayah tersebut, khususnya antara Israel dan Hizbullah di sepanjang Garis Biru.
Dia pun mengingatkan, pembebasan tanpa syarat semua sandera dan gencatan senjata kemanusiaan harus segera dilakukan.
“Saya menegaskan kembali kekhawatiran Sekretaris Jenderal (Antonio Guterres) bahwa eskalasi militer lebih lanjut hanya akan menyebabkan lebih banyak penderitaan, lebih banyak kehancuran terhadap masyarakat di Lebanon dan Israel, dan potensi konsekuensi bencana bagi kawasan tersebut,” ujarnya.
Baca Juga: Data di PDNS Tidak Bisa Dipulihkan Akibart Ransomware, Telkomsigma Kontak Seluruh Tenant
Karena itu, PBB mendorong semua pihak untuk “segera” mengambil langkah-langkah mendesak untuk meredakan situasi.
Pihaknya menggarisbawahi, akan terdapat dampak buruk dari permusuhan terhadap penduduk sipil di Jalur Gaza, termasuk terjadinya krisis kemanusiaan yang semakin mengkhawatirkan akhir-akhir ini.
Perlindungan warga sipil adalah hal yang penting dalam setiap konflik bersenjata.
Kondisi yang mengancam jiwa ini dihadapi lebih dari 1,7 juta pengungsi internal di Gaza. Tidak ada tempat yang aman dan hal ini harus segera diatasi.
Baca Juga: Israel Serang 2 Sekolah Tempang Pengungsian, Puluhan Ribu Anak Terpisah Dari Keluarganya
“Ruang lingkup kematian dan kehancuran di Gaza merupakan bencana besar dan mengerikan. Penggunaan senjata peledak oleh Israel di wilayah padat penduduk telah menghancurkan seluruh lingkungan dan merusak rumah sakit serta infrastruktur sipil lainnya, sekolah, masjid, dan gedung PBB,” kata Tor Wennesland.
Amerika Serikat baru-baru ini mengeklaim, Israel telah menerima proposal gencatan senjata.
Namun, hingga saat ini, Amerika menyebutkan belum melihat tanda-tanda nyata dari Israel mengenai persetujuannya terhadap gencatan senjata yang diajukan tersebut.
Sebaliknya, di bulan Juni ini, Israel terus melanjutkan operasi militer skala besar dan berulang kali menyerang kamp pengungsi di Jalur Gaza.