Arahpublik.com – Apakah saat ini tren penggunaan artificial intelligence (AI) sangat efektif digunakan dalam kampamye politik? Berikut ini ulasannya.
Perlu diketahui, AI merupakan teknologi yang pada umumnya mampu bertugas dengan membutuhkan kecerdasan manusia, termasuk untuk kampanye politik.
Tugas AI mampu mengenali wajah, suara, atau teks, membuat prediksi, atau menghasilkan konten dengan karakter yang baru.
Baca Juga: Usulan Sekda Jateng, Ini Indikator Kinerja Camat: Kepatuhan Wajib Pajak!
Seperti diketahui, ada model AI generative, yang belajar dari pola dan struktur data yang ada, kemudian menghasilkan data baru yang memiliki karakteristik serupa.
Contoh AI generatif yang populer adalah GPT-3, DALL-E, dan Copilot. Model ini menghasilkan teks, gambar, dan kode berdasarkan permintaan pengguna.
Siapa yang menyangka, ternyata AI generatif dapat dimanfaatkan untuk keperluan kampanye politik.
Baca Juga: Jelang Pilkada 2024, Nana Sudjana Ajak Pepabri Bantu Jaga Stabilitas Politik
Penggunaan AI membantu membuat bahan kampanye yang sesuai dengan target pemilih yang akan disasar partai politik.
Selain itu, AI generatif dapat menghemat Waktu dan sumber daya dalam proses pembuatan bahan kampanye.
Melalui penggunaan AI, para kandidat dapat membuat kampanye yang menarik bagi pemilih, khususnya generasi muda yang memiliki karakteristik dan preferensi yang berbeda dari generasi sebelumnya.
Baca Juga: 6.734 Pelamar Berebut 265 Posisi CPNS Pemprov Jateng, BKD: Perawat Terbanyak!
Hal ini seperti yang terjadi dalam kampanye pemilu 2024 di Indonesia adalah salah satu bukti kreativitas dan kontribusi generasi muda dalam membuat konten yang menarik, informatif, dan persuasif.
Salah satu kandidat presiden yang gencar berkampanye menggunakan teknologi AI adalah Prabowo-Gibran, dalam Pilpres 2024 lalu.
Pasangan calon ini meluncurkan foto dan video AI yang merepresentasikan muka Prabowo dan Gibran yang serupa dengan anak kecil.