Baca Juga: Operasi Gempur 2024 Bea Cukai: Intip Bisnis Rokok Ilegal yang Berpotensi Bikin Boncos Negara
Dari segi kesehatan mental, korban kekerasan verbal online berisiko mengalami depresi, kecemasan, dan dalam kasus ekstrem, keinginan bunuh diri.
Lindungan Anonimitas
Kekerasan verbal online hadir dalam berbagai bentuk, mulai dari perundungan digital, pelecehan seksual online, hingga ujaran kebencian.
Anonimitas menjadi salah satu faktor kunci yang mendorong tindakan kekerasan verbal di media sosial.
Baca Juga: Sekda Sebut Baznas Jateng Berperan Turunkan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem
Dengan bersembunyi di balik layar, pelaku dapat bersembunyi di balik layar dan tidak terbebani konsekuensi langsung dari ucapannya.
Hal ini menciptakan ilusi kekebalan yang mendorong perilaku agresif, dan Ini juga yang menyebabkan ekosistem game online dan media sosial sangat rentan dengan perundungan digital.
Perlindungan Terhadap Kekerasan Verbal
Regulasi Basic Online Safety Expectations (BOSE) di Australia, menetapkan standar keamanan bagi platform digital.
Baca Juga: Cristiano Ronaldo Cetak Sejarah 1 Miliar Pengikut di Media Sosial, Jadi Atlet Terkaya Sejagad
Selain itu, terdapat mekanisme pelaporan yang jelas, transparan, dan perlindungan khususnya untuk anak-anak.
Pendekatan ini dapat melengkapi UU ITE melalui program literasi digital, dan mewajibkan platform untuk mengembangkan kebijakan penggunaan konten yang lebih ketat.
Dengan mengadopsi prinsip-prinsip BOSE, Indonesia berpotensi dapat menciptakan ekosistem digital yang lebih aman.***