Tanpa adanya konflik, individu dalam organisasi tidak menemukan tantangan, kehilangan potensi kreatif dan ketajaman dalam penyelesaian masalah.
Baca Juga: Kabar Terbaru Ranking FIFA! Timnas Indonesia Peringkat 129, Berpeluang Tambah Poin Lagi
Namun konflik yang berkepanjangan akan berdampak pada kinerja karyawan dan organisasi secara keseluruhan dapat mengalami penurunan.
Oleh karena itu, perlu upaya pemahaman konflik agar dapat dikelola dengan optimal.
Salah satunya, dengan memahami akar konflik yang termasuk konflik konstruktif atau konflik relasional.
Baca Juga: Segera Diresmikan Jokowi, MAJT di Magelang Sajikan Pemandangan Candi Borobudur dari Atas Menara
Konflik konstruktif adalah sebuah jenis konflik orang-orang yang memfokuskan diskusi mereka pada isu tertentu dengan tetap menghormati sudut pandang lain.
Sementara itu, konflik relasional merupakan jenis konflik orang-orang lebih memfokuskan perhatian pada karakteristik dari orang lain, daripada perhatian terhadap isu sebagai sumber konflik.
Mewujudkan Perdamaian
Baca Juga: iShowSpeed Datang ke Indonesia, Ini 4 Fakta hingga Viral di Media Sosial, Salah satunya Baju Arhan
Berdasarkan penelitian 'Manajemen Konflik dalam Organisasi' oleh akademisi UINSU pada tahun 2024, terdapat lima langkah perdamaian dalam konflik organisasi:
Pengenalan Konflik
Kesenjangan antara keadaan yang ada dengan keadaan yang seharusnya adalah masalah yang perlu diatasi dalam tahap pengenalan konflik.
Tahapan ini berfokus pada mendeteksi masalah yang perlu dan tidak perlu dalam sebuah organisasi.