berita-publik

Viral! Bjorka Dituding Bocorkan 6 Juta NPWP Termasuk Milik Jokowi, Gibran dan Kaesang: Tak Perlu Panik, Begini Langkah Mitigasinya

Jumat, 20 September 2024 | 15:07 WIB
Ilustrasi, dugaan Bjorka bocorkan 6 juta data NPWP, termasuk punya Jokowi, Kaesang dan Gibran. (Foto. (Unsplash.com / Towfiqu Barbhuiya)

Arahpublik.com - Peretas atau hacker bernama Bjorka diduga membocorkan 6 juta data nomor pokok wajib pajak atau NPWP masyarakat Indonesia.

Bahkan, data yang diduga bocor itu diklaim milik Presiden Joko Widodo (Jokowi) serta dua anaknya, yaitu Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep.

Viralnya dugaan Bjorka meretas 6 juta data NPWP warga Indonesia itu bermula dari informasi dari Konsultan Keamanan Siber Jakarta, bernama Teguh Aprianto di media sosial X.

Baca Juga: Info Lengkap Tentang Pameran Otomotif GIIAS Bandung 2024: Jadwal, Harga Tiket hingga Program Menarik Bagi Pengunjung

"Sebanyak 6 juta NPWP diperjualbelikan dengan harga sekitar 150 juta rupiah,” kata Teguh dalam cuitan akun X @secgron, Rabu (18/9/2024).

Teguh mengatakan, ada banyak data yang diduga dibocorkan, diantaranya NPWP hingga email.

“Data yang bocor diantaranya NIK, NPWP, alamat, nomor HP, dan email," ucapnya.

Baca Juga: Pameran Otomotif GIIAS Bandung 2024 Dihelat, Ini 6 Program Menarik Bagi Pengunjung, Ada Panggung Hiburan hingga Kuliner Lho!

"NPWP milik Jokowi, Gibran, Kaesang, Menkominfo, Sri Mulyani, dan menteri lainnya juga dibocorkan pada sampel yang diberikan oleh pelaku," sebutnya.

Diketahui, Teguh merupakan sosok pendiri Ethical Hacker Indonesia. Komunitas ini bertujuan untuk melawan kejahatan siber di Indonesia.

Lantas, apa yang dimaksud dengan kebocoran data oleh hacker Bjorka, serta bagaimana bisa data sebanyak 6 juta NPWP itu bocor?

Baca Juga: Dualisme Kepemimpinan Kadin Indonesia, Inilah Pentingnya Manajemen Konflik Sebuah Organisasi

Apa Itu Kebocoran Data?

Kebocoran data merupakan pelanggaran keamanan data terlindungi disalin, dilihat, dicuri, ataupun digunakan hacker sebagai pihak yang tidak berwenang.

Data tersebut dapat memicu adanya ancaman keamanan siber, karena disalahgunakan kembali oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Halaman:

Tags

Terkini