berita-publik

Calon Wali Kota Semarang Nomor Urut 1 Agustina Wilujeng Fokus Isu Mental Health, Ini Solusi yang Ditawarkan

Senin, 30 September 2024 | 13:36 WIB
Calon Wali Kota Semarang, nomor urut 1, Agustina Wilujeng Pramestuti (tengah), dalam acara Program 'Perempuan Mendengar' bahas soal Mental Health, Sabtu (28/9/2024). (Foto: Instagram/@agustinawilujengp)

Arahpublik.com – Calon Wali Kota (Cawalkot) Semarang, Nomor Urut 1, Agustina Wilujeng Pramestuti, memiliki perhatian khusus terhadap persoalan isu-isu Mental Health.

Hal tersebut terungkap saat Cawalkot Semarang, Agustina, menjadi narasumber pada program ‘Perempuan Mendengar’, pada Sabtu (28/9/2024).

Diketahui, program Perempuan Mendengar, yang dihadiri Agustina, merupakan inisiasi Riezky Delastama atau biasa dipanggil Mas RD.

Baca Juga: Sederet Fakta Menarik Museum Pertamina MotoGP Experience Gallery Mandalika: Pertama di Dunia Hingga Hadirkan Memorabilia

Program tersebut, membahas perihal mental health, khususnya untuk Gen Z dan Millenial. Isu-isu yang dibahas, diantaranya, depresi, bullying, stress, anarkisme remaja.

Agustina, tampil sebagai narasumber dlaam program tersebut, bersama Tokoh Muda Semarang Riezky Delastama, seorang Inluencer, Marsha Natika dan Psikolog, Dewi Marianty.

Pada kesempatan itu, Agustina, memberikan salah satu solusi mengenai Mental Health Problem, yakni manajemen stres.

Baca Juga: Tiga Tahun, Bukti Konsistensi Pertamina Dukung Ajang MotoGP di Indonesia: Berkontribusi Bagi Perekonomian Nasional

“Jika kita bisa mengelola stres maka hidup kita akan lebih happy,” ujar Agustina WP, yang maju Cawalkot Semarang dari PDIP.

Agustina  memiliki perhatian khusus mengenai mental health, dari mulai permasalahan sosial dan sebagainya. Beliau juga siap membuka ruang-ruang publik gratis untuk aktivitas masyarakat.

Tak hanya itu, Agustina juga menyoroti mengenai peran serta Gen Z dan Millenial dalam pemerintahan.

Baca Juga: Pertama di Dunia! Museum MotoGP Hadir di Area Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika, Masuknya Gratis Lho!

"Saat ini masih ada yang kurang sinkron, seperti missing link antara pembuat kebijakan (pemerintah) dan masyarakat khususnya anak muda, seperti yang dimau apa yang diberikan apa,” jelasnya.

“Maka itu perlu melibatkan anak - anak muda secara aktif dalam pembuatan program dan kebijakan, salah satunya melalui wadah musrenbang,” lanjut Agustina.

Ia menilai, permasalahan mental health adalah tanggung jawab bersama, bukan cuma pemerintah tapi juga masyarakat.

Halaman:

Tags

Terkini