Gadis itu ditemani oleh tiga kontestan lainnya, yaitu seorang Pelajar dari Malaysia bernama Evangeline Khoo Ke Ying, Pelajar dari Singapura bernama Christabelle Yeo, dan Pelajar Uganda bernama Victor Kiyaga.
Esai mereka menonjol di antara 34.939 kiriman yang memecahkan rekor dari penyelenggaraan kompetisi sebelumnya pada tahun 2023.
Memandang Laut yang Keruh Menjadi Indah
Baca Juga: Besok Pembukaan Peparnas XVII 2024 di Solo, BNPT Lakukan Asesmen Sistem Pengamanan Hotel
Dalam esai itu, Liew mengeksplorasi sejauh mana polusi laut telah memengaruhi umat manusia dan kehidupan laut.
Gadis belia itu menuliskan judul bertajuk 'The Indian Ocean Queen's Troubles' (Masalah Ratu Samudera Hindia), yang menampilkan makhluk laut yang bisa berbicara beserta ilustrasi buatannya sendiri.
"Polusi laut dari sudut pandang makhluk laut, menunjukkan betapa menyedihkannya mereka akibat polusi tersebut," ungkapnya.
Baca Juga: Tak Laku Lagi: Fakta Unik Rumah Limas di Uang 10 Ribu Emisi 2005, Punya Teras yang Tenangkan Pikiran
"Sesungguhnya, memandang hal ini sebagai alternatif yang baik untuk menumbuhkan kesadaran di kalangan generasi muda, agar tidak memberi kerusakan yang diakibatkan oleh kelalaian dan ketidaktahuan,” terangnya.
Menurutnya, kesadaran itu telah mempengaruhinya setiap kali melihat pantai yang kotor dan laut yang keruh di hadapannya.
“Sebuah ciptaan alam yang luar biasa dieksploitasi dan dirusak oleh tindakan yang tidak bertanggung jawab,” tuturnya.
“Pilihan ada di tangan kita untuk membawa perubahan positif dalam melestarikan keindahan alam,” tutup Liew dalam esai tersebut.***