Arahpublik.com - Anggota DPR RI Arzeti Bilbina meminta pemerintah untuk memastikan adanya pendampingan psikologis bagi para korban pelecehan seksual di Panti Asuhan Darussalam An-Nur, Tangerang.
"Selain pemeriksaan kesehatan fisik, pendampingan psikologis bagi para korban secara intens harus menjadi prioritas," kata Arzeti kepada wartawan di Jakarta, Jumat (11/20/2024).
Anggota DPR RI itu menyoroti kesehatan mental anak-anak yang mengalami pelecehan seksual di panti asuhan tersebut.
Baca Juga: Dirut BRI Sunarso Ungkap Ketahanan Pangan Kunci Indonesia Keluar dari Middle Income Trap
"Ini demi kesehatan mental anak-anak yang mengalami kejadian keji yang sangat luar biasa itu," terangnya.
Arzeti pun mengecam keras aksi pencabulan yang terjadi di Panti Asuhan Tangerang itu dan mengutuk tiga orang tersangka yang merupakan pengurus yayasan.
"Ini sebuah tindakan keji dan sangat mengkhawatirkan. Yayasan Panti Asuhan yang seharusnya menjadi tempat aman bagi anak, malah ada aksi yang tidak terpuji dari pemilik dan pengurusnya sendiri," ujarnya.
Adapun, polisi telah menetapkan tiga orang tersangka, yaitu Pemilik Yayasan, Sudirman (49), dan dua orang pengasuh santri, Yusuf Bahtiar (30) dan Yandi Supriyadi (28).
Terkini, Polda Metro Jaya melaporkan korban pelecehan seksual di Panti Asuhan Darussalam An-Nur itu telah bertambah satu orang, sehingga totalnya menjadi delapan orang.
Kesaksian Sang Guru Santri
Dalam kesempatan berbeda, influencer Deddy Corbuzier melakukan wawancara dengan seorang guru santri, Hasan, di panti asuhan tersebut.
Salah satu kesaksian Hasan yang membuat kasus ini terasa miris, ketika dirinya mengaku pernah menerima keluhan dari santrinya yang ingin pulang.
"Yang dilecehkan kebanyakan anak-anak, pria," kata Hasan dalam unggahan video YouTube Deddy Corbuzier yang tayang pada Jumat (11/10/2024).