berita-publik

Prabowo Ajak Para Menterinya ke Akmil Magelang, Begini Sorotan Media Asing Terhadap Perubahan Citra Sang Presiden

Kamis, 24 Oktober 2024 | 15:33 WIB
Potret Presiden Prabowo Subianto. (Foto: Dok. Gerindra)

Nuansa militer dalam proses pendadaran para menteri Presiden RI itu mencerminkan jiwa kepemimpinan militeristik yang masih ada di dalam diri Prabowo.

Padahal, pria berusia 73 tahun itu telah membangun citra 'gemoy' alias sosok yang lucu dalam kampanye Pilpres 2024.

Citra lucu yang dibangun Prabowo itu sekaligus memadamkan citra tegasnya sebagai mantan Jenderal TNI di era Presiden RI ke-2, Soeharto.

Baca Juga: Pemberdayaan BRI Bikin UMKM Keripik Pisang ‘Njik Njik’ di Bakauheni Lampung Berkembang Pesat

Terlebih Prabowo adalah sosok yang dikenal dekat dengan Presiden ke-2, Soeharto sebagai pemimpin era Orde Baru di Indonesia.

Lantas, bagaimana kedekatan Prabowo dalam kepemimpinan Presiden Soeharto hingga disorot sorotan media asing tentang perubahan citra sang Kepala Negara RI? Berikut ini ulasan selengkapnya.

Jenderal TNI Kebanggaan Soeharto

Baca Juga: Bazaar UMKM BRILiaN Kembali Digelar, BRI Bantu Perluas Penjualan Usaha Prukades dan Klaster Usaha dari Berbagai Daerah

Prabowo adalah salah satu jenderal TNI kebanggaan Soeharto, sekaligus sebagai mantan menantunya.

Dikutip dari Al Jazeera, Aktivis HAM Muhammad John mengaku khawatir tentang masa depan demokrasi Indonesia kala aksi protes pecah di Universitas Trisakti, Jakarta, pada Mei 1998 silam.

John mengaku memainkan peran kunci dalam aksi protes yang dipimpin mahasiswa itu untuk mengakhiri lebih dari 30 tahun kepemimpinan Soeharto, dan mengawali era reformasi demokrasi.

Baca Juga: Geliat Penegakan HAM di Indonesia: Janji Prabowo hingga Menteri Natalius Pigai Minta Anggaran Tambahan

Namun kini, jenderal kebanggaan Soeharto itu terpilih sebagai Presiden RI usai memenangkan lebih dari 50 persen suara di Pilpres 2024 terhadap pesaingnya, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.

Menyikapi hal itu, John mengatakan membuat masyarakat semakin tidak takut karena menganggap Prabowo berhasil menutupi semua tuduhan tindakan HAM yang mengarah padanya.

"Jika Prabowo menjadi presiden, itu akan membuat banyak orang menjadi berani, tidak ada yang takut melakukan pelanggaran HAM, karena dia telah menghindari semua tuduhan yang ditujukan kepadanya dan berhasil menutupinya," ungkapnya.

Halaman:

Tags

Terkini