Baca Juga: Transaksi Melalui BRImo Makin Mudah dan Aman dengan Fitur QRIS Transfer
“Gak masuk ke pembaca meskipun kelihatan. Jadi sekarang kita optimalkan iklan sesuai dengan karakter konten,” sambungnya.
Di lain sisi, Fransiskus menilai bahwa indikator jurnalistik berkualitas adalah bagaimana dan dari mana sebuah berita atau konten tersebut dibuat.
Sumber yang kuat dan dapat dipertanggungjawabkan serta mengedepankan etika jurnalistik, membuat konten lebih mudah dicerna dan dipahami oleh pembaca.
Baca Juga: BRI Property Expo Goes to Sinarmas Land: Miliki Hunian Idaman dengan Penawaran Menarik
Disambung oleh Agil Hari Santoso selaku General Manager Media Network Promedia, yang memaparkan terkait tren penggunaan mesin pencari dalam penggunaan sehari-hari berselancar di internet.
"Sebagai platform search engine dengan market share terbesar di dunia, perubahan algoritma yang dilakukan Google pasti memiliki pengaruh ke seluruh website, termasuk ke media online,” jelasnya.
“Kemampuan untuk beradaptasi akan perubahan tersebut adalah tantangan yang perlu dihadapi seluruh pengelola media di Indonesia," lanjut Agil.
Baca Juga: Suster dan Pendeta Tokoh Pemberantas Mafia di NTT Ikut RDP DPR Soal Pemecatan Rudy Soik oleh Kapolda
Antusiasme peserta sangat terlihat selama seminar berlangsung, dengan berbagai pertanyaan menarik yang diajukan.
Salah satu pertanyaan yang paling banyak muncul adalah mengenai tantangan yang dihadapi oleh media lokal dalam era digital.
Para pemilik media lokal yang hadir turut berbagi pengalaman dan mencari solusi bersama.
Selain pemaparan materi, peserta juga berkesempatan untuk berdiskusi dan bertukar pikiran dengan para pembicara dan sesama peserta.
Hal ini diharapkan dapat memperkuat jaringan antar sesama jurnalis dan mendorong kolaborasi dalam menghasilkan karya jurnalistik yang lebih baik.