Dirjen EBTKE itu mengaku telah menyusun peta jalan menuju NZE 2060 yang mencakup program dan rencana aksi untuk mengelola suplai dan permintaan energi hingga 2060.
Baca Juga: Jadi Ajang Masuk Pasar Global! Saatnya UMKM Daftar BRI UMKM EXPO(RT) 2025
Peta jalan tersebut terdiri dari berbagai strategi nasional yang dirumuskan bersama para pemangku kepentingan dari sektor publik dan swasta.
"Roadmap (peta jalan) menuju NZE 2060 terdiri dari strategi-strategi nasional, termasuk implementasi efisiensi energi, elektrifikasi, moratorium dan penghentian PLTU batubara, serta pengembangan energi terbarukan," sebut Eniya.
Tantangan Indonesia Menuju Emisi Nol Bersih
Dalam kesempatan yang sama, Eniya mengungkap dua tantangan besar bagi Indonesia menuju NZE 2060.
Baca Juga: Pemain Berdarah Indonesia Bikin Rekor Usai Cetak Dwigol Buat AC Milan di Liga Champions
Pertama, tentang mengurangi emisi dari pembangkit listrik yang ada melalui pengurangan maupun penghentian secara bertahap oleg PLTU.
Kedua, tentang menghadirkan lebih banyak energi terbarukan untuk mengganti bahan bakar fosil dan memenuhi pertumbuhan kebutuhan energi per tahun.
"Tantangan kedua adalah bagaimana menghadirkan lebih banyak EBT untuk menggantikan bahan bakar fosil dan untuk memenuhi pertumbuhan kebutuhan yang diperkirakan sekitar 4 persen per tahun," terang Eniya.
Dirjen EBTKE menuturkan, untuk mengatasi dua tantangan itu pemerintah telah menetapkan rencana untuk pengembangan 367 gigawatt (GW) pembangkit listrik EBT pada tahun 2060 mendatang.
Transformasi Sistem Energi
Eniya juga menjelaskan, transformasi sistem energi yang didominasi oleh energi terbarukan.
Sebab, untuk mengelola berbagai energi terbarukan dalam jumlah besar di sektor listrik secara efektif, sumber teknologi yang menyediakan fleksibilitas perlu dipersiapkan.