Arahpublik.com - Energi terbarukan adalah energi yang berasal dari sumber daya alam yang diperbarui.
Contoh energi terbarukan adalah Tenaga Surya, Tenaga Angin, Tenaga Air, Energi Panas Bumi dan Bioenergi.
Sementara bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, dan gas, merupakan sumber daya tidak dapat diperbaharui karena membutuhkan waktu ratusan juta tahun untuk terbentuk.
Bahan bakar fosil jika dibakar untuk menghasilkan energi dapat menyebabkan emisi gas rumah kaca yang berbahaya, salah satunya berasal dari karbon dioksida.
Namun, energi terbarukan menghasilkan emisi yang jauh lebih rendah daripada membakar bahan bakar fosil.
Transisi dari bahan bakar fosil yang saat ini menyumbang sebagian besar emisi 'kotor' menjadi energi terbarukan, adalah kunci untuk mengatasi krisis iklim.
Terlebih, energi terbarukan tergolong murah di sebagian besar negara dan menghasilkan lapangan kerja tiga kali lebih banyak daripada bahan bakar fosil.
Energi terbarukan dapat membatasi dampak buruk dari emisi gas rumah kaca secara global yang disebabkan oleh manusia maupun karbon dioksida dan metana.
Hal ini dikenal sebagai net zero emission atau emisi nol bersih, untuk mengurangi sedekat mungkin dengan sisa emisi yang secara permanen dihilangkan dari atmosfer.
Konsep emisi nol bersih pertama kali dipopulerkan oleh Perjanjian Paris, sebuah kesepakatan yang dinegosiasikan pada Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP21) tahun 2015 untuk membatasi dampak emisi gas rumah kaca.
Energi terbarukan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi emisi residu terutama yang ada di sektor yang sulit dikurangi, seperti pertanian dan produksi bahan kimia.
Baca Juga: BRI Tingkatkan Keamanan dan Terus Edukasi Nasabah Guna Perangi Cybercrime