”Di Jawa Timur, Jawa Barat kader kita kalah, tapi di Pilgub Riau dan beberapa daerah lain, kader yang kita usung menang,” jelasnya.
Gus Jazil mengatakan, ada sejumlah variable yang harus dipertimbangkan sebagai bagian dari proses demokrasi. Sedangkan partai politik sebagai pilar demokrasi harus kuat.
“Ini penting menurut saya,” ungkapnya.
Partai politik, katanya, bukan mempertimbangkan aspek uang tapi yang lebih penting adalah dapat menghasilkan kader politik terbaik.
Dengan memunculkan kader politik terbaik, diharapkan akan dapat memunculkan tokoh-tokoh dan kepala daerah yang tidak hanya menjadi inspirasi di level daerah, tetapi juga di level nasional.
Menurut Gus Jazil, dengan adanya keterlibatan kader partai politik menunjukkan proses demokrasi berjalan dengan baik.
“Seorang calon yang diusung ramai-ramai belum tentu menang. Tapi ada juga calon yang hanya diusung oleh satu partai tapi menang,” kata dia.
“Hal ini yang kita hadapi saat ini,” tambahnya lagi.
Pemimpin yang terpilih, ungkapnya, diharapkan menjadi pemimpin yang akan menjadi pemimpin nasional dan memberikan inspirasi bagi Indonesia.
Baca Juga: BRI Dinobatkan Sebagai ‘The Most Trusted Company 2024’, Jadi yang Unggul Dalam Tata Kelola
“Tapi kalau ada partai yang tidak menampilkan kader karena faktor tertentu, ini harus dibebaskan,” kata Gus Jazil.
“Tidak boleh ada juga ketakutan dalam demokrasi ini untuk menampilkan calon-calonnya. Ini biasa kalah dan menang. Kita harus ikutin prosedur demokrasinya,” pungkasnya.