• Minggu, 24 November 2024

Presiden Jokowi Sebut Indonesia Naik Kelas Jadi Negara Berpendapatan Menengah Atas

- Kamis, 17 Agustus 2023 | 09:22 WIB
Presiden Jokowi saat menyampaikan pidato Penyampaian Keterangan Pemerintah atas RUU APBN Tahun Anggaran 2024 di Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Rabu (16/8/2023).  (Foto: BPMI Setpres/Kris)
Presiden Jokowi saat menyampaikan pidato Penyampaian Keterangan Pemerintah atas RUU APBN Tahun Anggaran 2024 di Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Rabu (16/8/2023). (Foto: BPMI Setpres/Kris)

Baca Juga: Refleksi Kemerdekaan: Kota Berkelanjutan untuk Indonesia Maju

Dari sisi kebijakan fiskal, kata Presiden Jokowi, Indonesia termasuk salah satu yang paling efektif dalam menangani pandemi dan menjaga pertumbuhan ekonomi.

Rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia juga lebih rendah dibandingkan sejumlah negara, seperti Malaysia, sebesar 66,3 persen, Tiongkok 77,1 persen, dan India 83,1 persen.

“Defisit fiskal Indonesia sudah kembali di bawah 3 persen PDB, satu tahun lebih cepat dari rencana awal,” jelas Presiden Jokowi.

Baca Juga: Cerita Anggota Paskibraka dari Perwakilan Provinsi Baru: Rela Tempuh Perjalanan Jauh

Rasio utang Indonesia juga salah satu yang paling rendah di antara kelompok negara G20 dan ASEAN.

Bahkan, menurutnya, telah menurun dari 40,7 persen PDB di tahun 2021 menjadi 37,8 persen per Juli 2023.

Lanjut, Presiden Jokowi mengatakan, pentingnya strategi dan kebijakan yang tepat dalam menghadapi perubahan lanskap global yang sangat cepat.

Baca Juga: Presiden Jokowi Berbaju Adat Tanimbar Maluku saat Pidato Kenegaraan, Ungkap Peluang Indonesia di 2045

Khususnya kata dia, karena pergeseran geopolitik. Kondisi ini dapat menciptakan disrupsi rantai pasok yang meningkatkan risiko krisis pangan, energi, serta keuangan dunia.

“Konstelasi global harus disikapi dengan strategi kebijakan yang jitu dan antisipatif,” ucap Presiden Jokowi.

“Kebijakan ekonomi dan fiskal harus mampu mentransformasi ekonomi untuk menghadapi tantangan hari ini dan ke depan,” lanjutnya.

Selain itu, kata Presiden Jokowi, ketahanan pangan dan energi serta transformasi manufaktur menjadi sangat penting.

“Di sisi lain, industri pertahanan harus dibangun secara kompetitif untuk menjawab kebutuhan pertahanan keamanan Indonesia,” pungkasnya.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: M. Rain Daling

Sumber: setkab.go.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X