ekobis

Airlangga: Perekonomian Indonesia 5,17 Persen di Kuartal II 2023, Peringkat Daya Saing Tertinggi di Dunia

Rabu, 9 Agustus 2023 | 12:02 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, sebut perekonomian Indonesia 5,17 persen di kuartal II 2023, peringkat daya saing tertinggi di dunia. (FOTO: ekon.go.id)

“Pertumbuhan tersebut didominasi oleh Pulau Jawa dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 57,27%,” ucpanya.

Di sisi lain, kata Menko Airlangga, seluruh wilayah di luar Pulau Jawa juga bertumbuh dengan didukung kenaikan investasi dan pembangunan industri.

“Pada kuartal ketiga nanti kita masih bisa mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama melalui belanja Pemerintah, khususnya pada Kementerian/Lembaga besar di bidang infrastruktur, padat karya, dan pertanian,” jelasnya.

Baca Juga: Wajib Tahu! Ini Syarat dan Alur Peninjauan Masa Kerja PNS, Bagi yang Baru Terangkat CPNS

Peringkat Daya Saing

Daya saing perekonomian Indonesia juga tercatat meningkat tajam sebagaimana ditunjukkan laporan dari Institute for Management Development (IMD).

Menko Airlangga mengatakan, IMD menyebut Indonesia menjadi negara dengan peningkatan peringkat daya saing tertinggi di dunia.

Baca Juga: Ribuan PPPK Mundur Karena Gaji Rendah, BKN Siapkan Langkah Antisipasi di Seleksi CPNS 2023

“Peringkat daya saing Indonesia meningkat 10 posisi dari rangking 44 di 2022 menjadi rangking 34 di tahun ini,” ucap Menko Airlangga.

“Indonesia berhasil memperbaiki peringkat seluruh komponen utama yakni komponen kinerja ekonomi, pemerintah yang efisien, bisnis yang efisien, dan ketersediaan infrastruktur,” lanjutnya.

Selain itu, kata Menko Airlangga, peningkatan daya saing juga diikuti dengan prospek pembiayaan investasi Indonesia juga semakin menarik.

Terutama, kata dia, dengan afirmasi atas sovereign rating Indonesia oleh berbagai lembaga rating internasional.

“Pertumbuhan kita di akhir 2023 tetap ditargetkan 5,3% sesuai dengan APBN, dan pengungkitnya ada di kuartal ketiga,” kata Menko Airlangga.

Namun, kata dia, pihaknya akan melihat kontribusi dari sektor pertambangan, SDA, dan kelapa sawit, yang semuanya tergantung harga komoditas.

“Ini sekarang mendekati harga normal, yang artinya bisa digenjot dari sisi volume ekspornya,” kata Menko Airlangga.

Halaman:

Tags

Terkini