Arahpublik.com - Halal Fair Jakarta menyuguhkan berbagai promo spesial pada perhelatan kali ini di Kartika Expo Centre, Balai Kartini pada 9 Agustus hingga 11 Agustus 2024.
Selain menyuguhkan belanja produk halal, WPCitra juga mengemas kreatif program-program acara solutif untuk menjawab permasalahan keseharian dalam kacamata syar’i.
Dalam hal ini, WPCitra Membidik segmen anak muda dan keluarga muda.
Project Director Halal Fair, Satrio Sukur mengatakan, gelaran event Halal ini menjadi wahana strategis untuk meningkatkan literasi ekonomi syariah, memperluas pangsa pasar, dan mempersuasi masyarakat untuk mengimplementasikan gaya hidup halal (halal lifestyle).
Baca Juga: Di Hadapan Putin, Prabowo Subianto Sampaikan Rencana Penerbangan Langsung Rusia ke Bali
Sebagai The Most Inspiring Event, Halal Fair telah menciptakan tren Halal Lifestyle yang kerap menjadi rujukan dan referensi masyarakat yang berkesadaran pada aktivitas muamalah sesuai tuntunan Rasul.
“Halal Fair ini sebenarnya sudah menjadi kebutuhan, khususnya bagi masyarakat muslim. Maka itu, kami adakan secara series di Jakarta, BSD Tangerang dan Yogjakarta yang Alhamdulillah mendapatkan respon antusias," kata Satrio Sukur.
Bahkan, dia optimis penyelenggaraan Halal Fair Jakarta ini bisa menarik perhatian sekitar 30 ribu pengunjung.
"Tiap penyelenggaraan event kami, tidak kurang dari 20 ribu pengunjung datang yang sebagian besar adalah keluarga,” tutur Satrio Sukur.
Baca Juga: Ceritakan Kebaikan Rusia, Prabowo Subianto: Rusia Telah Bantu Kami Ketika Alami Kesulitan
Konsistensi dan komitmen WPCitra sebagai penyelenggara acara ini mendapatkan apresiasi dari Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Jakarta.
Sebab, Halal Fair dinilai mampu menjadi lokomotif peningkatan literasi ekonomi dan keuangan syariah yang memang saat ini baru mencapai 23,3 persen.
Hal itu diungkapkan oleh Sekretaris Umum MES Jakarta, Adang Adha, dalam sambutannya pada seremoni pembuka Halal Fair Jakarta pada Jumat (9/8/2024) pagi.
Targetnya, pada tahun 2025, literasi ekonomi syariah diharapkan bisa mencapai 50 persen untuk mewujudkan misi Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah dunia.