Sebaliknya, untuk penyumbang deflasi adalah sejumlah kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
Kelompok ini perlu mendapat perhatian lebih serius karena dapat menjadi penyebab deflasi maupun inflasi karena harganya fluktuatif.
Menurutnya, penyumbang deflasi secara m-t-m pada September 2024, disebabkan penurunan harga cabai rawit dan cabai merah. Sebab, telah terjadi panen raya sehingga stok melimpah.
Selain itu, daging ayam ras, telur ayam ras, dan bensin juga turut andil penyumbang deflasi.
Sementara itum Sekretaris Daerah (Sekda) Jateng, Sumarno menilai, inflasi daerah ini secara tahunan maupun bulanan pada September 2024, masih dalam jangkauan yang disepakati bersama.
"Termasuk inflasi dari bahan bakar rumah tangga, kita sudah menyesuaikan harga gas elpiji,” ucap Sumarno.
“Mudah-mudahan dengan kebijakan ketetapan harga bahan bakar rumah tangga kedepan dampak-dampak dari inflasi menjadi lebih terkendali," lanjutnya.
Baca Juga: Kisah Memilukan, Gadis Kecil Terbawa Arus Banjir Bandang saat Ditinggal Neneknya Pergi ke Pasar
Sumarno meminta, kepada para pemangku kepentingan untuk terus melakukan pemantauan harga komoditas pemyumbang inflasi maupun deflasi.
Terutama, kata dia, harga komoditas pangan dan kecukupan ketersediaan pangan di Jateng.
"Kita dengan Kementerian Pertanian juga sedang gencar- gencarkan memperluas areal taman, karena harus ada upaya untuk meningkatkan produktivitas pangan " pungkasnya.***