Baca Juga: BRI dan Ombudsman Republik Indonesia Gelar Sosialisasi Guna Tingkatkan Kualitas Layanan Publik
Ambisi Gelsinger dalam Pembuatan Chip 18A Intel
Berkaca dari penurunan pendapatan Intel, tampaknya Gelsinger perlu sedikit bersabar karena proses produksi chip 18A masih mengalami kendala teknis.
Selain itu, Intel juga mendapatkan sejumlah penolakan dari para pelanggannya untuk menggunakan produk chip 18A.
Baca Juga: Waspada Penipuan! Ini Cara Bedakan BRImo FSTVL yang Asli dan Palsu
Di sisi lain, harga saham yang anjlok tak memupuskan ambisi Gelsinger untuk tetap fokus melaksanakan rencana perubahannya untuk lima tahun mendatang.
Kepemimpinan CEO Intel yang ambisius itu membuat jumlah karyawan perusahaan meningkat dan mendapatkan dukungan subsidi dari pemerintahan AS untuk pembuatan chip 18A dengan membangun pabrik di Ohio, AS.
Kepercayaan Diri Gelsinger Kembali Promosikan AI Intel
Terlepas dari kemunduran yang terjadi, Gelsinger juga tetap mempromosikan kemampuan AI Intel.
Baca Juga: BRI Cetak Laba Rp45,36 Triliun hingga Akhir Triwulan III 2024: Konsisten Perkuat Fundamental Kinerja
Strategi Intel melawan pesaingnya seperti Nvidia dan AMD masih dalam proses pengkajian pakar ahli, karena perusahaan itu mengincar posisi yang tak terduga di pasar chip AI.
Hebatnya, keterpurukan Intel tidak menghalangi Gelsinger untuk tetap mendorong ekspansi pabrik demi masa depan perusahaannya.
Namun tantangan teknis dan keraguan pelanggan tetap ada, terkhusus pengguna Apple dan Qualcomm yang dilaporkan telah menggunakan chip 18A milik Intel.***