Suami lebih menekankan pada tujuan berkomunikasi sementara istri lebih menekankan pada proses berkomunikasi.
Perbedaan cara pandang ini merupakan pemicu konflik dalam komunikasi rumah tangga mereka.
Baca Juga: Survei Poltracking di Pilkada Jateng: Ahmad Luthfi-Taj Yasin Unggul dari Pasangan Andika-Hendi
"Sesuatu hal menjadi tidak penting bagi suami, sehingga tidak perlu dikomunikasikan. Sementara istri hal tersebut merupakan sesuatu hal penting yang perlu dikomunikasikan," tulis penelitian yang itu.
Pola Komunikasi Penyebab Perceraian
ETTISAL Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor pada tahun 2017 lalu, mengungkap pola komunikasi suami dan istri yang menjadi penyebab perceraian:
Kurangnya Sikap Percaya
Sikap percaya dapat berkembang apabila masing-maasing pasangan saling jujur dan saling menerima kekurangan satu sama lain.
Hilangnya kejujuran akan memunculkan ketidakpercayaan antar pasangan. Hal tersebut dapat berpengaruh terhadap hubungan interpersonal suami dan istri.
Baca Juga: Semakin Solid, Timnas U20 Indonesia Siap Berjuang di Kualifikasi Piala Asia U20 2025
Kejujuran dan penerimaan dari masing-masing pasangan merupakan faktor penting dalam membangun kepercayaan dalam rumah tangga.
Kurangnya Sikap Suportif
Sikap suportif menjadikan masing-masing pasangan saling memahami pesan yang disampaikan satu sama lain.