hiburan

Keresahan Bernadya Ribka: Pelecehan Seksual Terjadi di Dunia Nyata dan Medsos: Begini Soal Trauma yang Bisa Dialami Korban

Jumat, 27 September 2024 | 14:44 WIB
 Potret Artis Bernadya Ribka. (Foto: Instagram.com/@bernadyaribka)

Berikut ini ulasan terkait trauma berbahaya yang ditimbulkan dari kekerasan atau pelecehan seksual terhadap individu dari kacamata psikologis:

Baca Juga: Komisi II DPR Sepakat Pilkada Ulang Berlangsung September 2025, Jika ‘Kotak Kosong’ Menang di Pilkada 2024

  1. Trauma Individu

Trauma adalah pengalaman unik individu atas suatu peristiwa atau kondisi yang berlangsung lama.

Individu itu umumnya mengalami ancaman terhadap psikis atau fisiknya, merasa ketakutan, tidak berdaya, atau kecemasan yang berlebihan.

Baca Juga: Sanksi Tegas ASN dan Non-ASN Pelaku Judi Online, Menteri PANRB Terbitkan Surat Edaran

Aspek utama yang membuat sesuatu menjadi traumatis adalah kemampuan individu kewalahan untuk melepaskan sisi emosionalnya.

  1. Trauma Insidious (Berbahaya)

Trauma ini merupakan salah satu trauma yang berbahaya, karena menjadi sasaran oknum yang melakukan insiden harian berupa objektifikasi, intimidasi, ataupun seksisme.

Baca Juga: Pj Gubernur Jateng Rangkul Andika Perkasa dan Ahmad Luthfi Jelang Deklarasi Kampanye Damai, Respons Video Viral?

Dampak trauma insidious tidak selalu bersifat kekerasan fisik di dunia nyata, namun juga menimbulkan kekerasan terhadap batin jika itu terjadi di media sosial.

  1. Trauma Berulang

Trauma berulang terjadi ketika situasi, interaksi, atau faktor lingkungan bersifat traumatis.

Baca Juga: Prabowo Susun Strategi Birokrasi, Begini Prinsip Koalisi yang Besar dan Peran Analis Kebijakan Sebagai 'Jembatan' Masyarakat

Trauma yang terjadi sebelumnya akan membangkitkan perasaan individu jika ada sesuatu yang menjadi pemantiknya.

Perasaan itu persis seperti pengalaman pertama kali yang membekas dalam pikirannya, sehingga timbul kecemasan yang berlebihan terhadap orang lain.

Oleh karena itu, perilaku pelecehan seksual atau tindakan kekerasan dapat menimbulkan trauma yang berulang bagi korbannya.***

Halaman:

Tags

Terkini