“Ketika kepercayaan dikhianati di saat suci, sebuah perjalanan yang seharusnya mendekatkan justru membawa perpisahan. Istri yang pergi umrah, pulang dengan luka yang dalam,” tutur Rieyanthie.
“Kembali ke rumah dengan harapan dan keyakinan, aku justru menemukan kebenaran yang menghancurkan,” lanjutnya.
Pada momen tersebut, Rieyanthie pun sadar bahwa mencintai tidak selalu berarti bertahan. Kini, ia harus melanjutkan hidup tanpa sosok suami yang seharusnya menjadi penopang.
Baca Juga: Kebahagiaan Petani Merauke Dampingi Prabowo Kemudikan Harvester, Arie: Saya Sampai Merinding
“Dalam setiap detik kesakitan, aku menyadari bahwa mencintai tidak selalu berarti bertahan. Kini, perjalanan hidupku berlanjut tanpa sosok yang seharusnya menjadi penopang,” ucap Rieyanthie.
“Memilih untuk merelakan, meski dengan air mata, demi menemukan kebahagiaan yang layak untukku dan anak-anakku,” pungkas Rieyanthie.***