Arahpublik.com – Sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) di Jakarta mulai menjalani sistem kerja Work from Home (WFH) atau kerja dari rumah. Diketahui, hal ini dilakukan sebagai salah satu antisipasi kualitas udara buruk di Jakarta.
Sebagai informasi, pada Rabu (16/8/2023) lalu, IQAir Jakarta memasuki kategori yang tidak sehat dengan skor AQI US yaitu sekitar 163.
IQAir
Berdasarkan pantauan Arahpublik.com melalui website IQAir, pada Senin sore (21/8/2023), pukul 18.00 WIB, kualitas udara di Jakarta berada di angka 98 dengan konsentrasi polutan utama PM2.5 sebesar 34.5 mikrogram per meter kubik.
Kualitas udara ini tergolong sedang dengan warna kuning. Namun, kode warna kuning ini menandakan kualitas udara masih tidak sehat bagi sebagian orang yang sensitif.
Menurunnya polusi di Jakarta, membuat ranking kualitas udara Ibu Kota ini turut membaik, dari peringkat 5 terburuk turun menjadi peringkat 10 di sore hari.
Kualitas Udara DKI Membuat Panik
Sebelumnya, ramai cuitan warganet di media sosial Twitter yang mengeluhkan kualitas udara di Jabodetabek, khususnya di DKI Jakarta.
Bahkan, segenap publik figur pun ikut mengeluhkan kualitas udara Jakarta yang buruk.
Sebab, kualitas udara yang buruk ini diyakini rentan mengganggu kesehatan. Masalah ini dikhawatirkan bisa meningkatkan pasien dengan gejala Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
Karena itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memberlakukan sistem WFH bagi 50 persen ASN.
Kebijakan ini berlaku mulai hari Senin (21/8/2023) sebagai upaya jangka pendek pemerintah dalam mengatasi buruknya kualitas udara Jakarta.
Seperti diketahui, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono mengatakan, aturan WFH bagi ASN Jakarta berlaku mulai tanggal 21 Agustus–21 Oktober 2023.
"Kami juga mengajak pejabat di kementerian untuk turut serta melakukan WFH," ujar Heru dalam konferensi pers di Jakarta, setelah rapat dengan Presiden Jokowi, Senin (15/8/2023) lalu.***