Arahpublik.com - Rumah Sakit (RS) Indonesia di Gaza Utara mengalami kerusakan parah akibat serangan Israel. Bahkan, kerusakan tersebut menyebabkan RS itu tidak dapat beroperasi kembali.
Petugas medis sukarelawan asal Indonesia pun turut mengalami kenangan buruk selama masa pengepungan dari Israel.
Sebagai informasi, Rumah Sakit Indonesia merupakan salah satu fasilitas kesehatan terbesar di Gaza utara.
Diketahui, tank dan penembak jitu Israel telah mengepung rumah sakit di Beit Lahia selama berhari-hari.
Baca Juga: Polda Sulawesi Utara Tetapkan 7 Oknum Dalam Bentrokan di Bitung Sebagai Tersangka
Pihak Israel disebut menargetkan generator utama dan menggerebek RS Indonesia pada Jumat lalu.
Hal itu terjadi tak lama sebelum gencatan senjata empat hari antara Israel dan Hamas mulai berlaku.
Terkait hal ini, Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan di Gaza, Munir al-Bursh mengatakan, rumah sakit tersebut mengalami pengeboman besar-besaran oleh tentara Israel.
Ada ketakutan akan nyawa 200 orang yang terluka dan staf medis. Ia menambahkan, tembakan hebat Israel menewaskan seorang wanita yang terluka dan melukai sedikitnya tiga lainnya.
Baca Juga: Kapolri dan Panglima TNI Tandatangani Prasasti Komitmen Netralitas TNI-Polri, Ini Isinya
Kini, rumah sakit tersebut dalam keadaan hancur dipenuhi dengan banyak orang yang terluka di tengah kekurangan pasokan medis yang parah.
Koridor rumah sakit seakan berubah menjadi bangsal dan ruang operasi darurat saat itu.
“Di luar gedung rumah sakit, bau kematian memaksa orang-orang menutup hidung mereka, karena mayat-mayat yang hangus dan membusuk, termasuk anak-anak, menumpuk di sudut-sudut," kata reporter Al Jazeera, Osama Bin Javaid, Senin (27/11/23).
"Tidak ada penguburan yang dilakukan selama berhari-hari karena penembak jitu Israel menargetkan siapa saja yang keluar untuk menggali kuburan,” lanjutnya.