kesehatan

Rumah Sakit Indonesia Hancur Parah, Begini Kesaksian Petugas Medis Sukarelawan

Senin, 27 November 2023 | 22:33 WIB
Rumah Sakit Indonesia di Gaza. (Foto: Twitter @outgougua)

Baca Juga: Bertanya Kasus Wadas ke Ganjar, Mahasiswa UMJ Ini Mengaku Dapat Intimidasi

Kesaksian Petugas Medis

Sejumlah petugas medis sukarelawan Rumah Sakit Indonesia memiliki kenangan buruk selama pengepungan.

Salah satunya, yaitu Fikri Rofiul Haq dihadapkan pada pilihan untuk mengungsi ke tempat yang aman atau tinggal bersama pasiennya.

Haq mengatakan, pasukan Israel dengan sengaja menghancurkan satu-satunya generator yang berfungsi di rumah sakit yang didanai Indonesia dengan membakarnya dan menewaskan 12 orang dengan penembakan tanpa pandang bulu di lantai pertama, kedua, dan ketiga gedung tersebut.

“Saya melihatnya dengan mata kepala sendiri. Ada tiga tank besar sekitar 50 meter [54 yard] dari gedung Rumah Sakit Indonesia dan mereka menembaki rumah sakit secara berkala, yang menimbulkan kerusakan besar. Sekarang, RS Indonesia sudah diambil alih sepenuhnya oleh tentara Israel,” ujar Haq.

Baca Juga: Pastikan Peserta Pemilu Patuhi Aturan, Bawaslu Bentuk Tim Pengawasan Kampanye

Sementara rekan-rekan Haq, Reza Aldilla Kurniawan dan Farid Zazabil Al Ayubi, relawan Komite Penyelamatan Darurat Medis (MER-C) yang berbasis di Jakarta, memilih untuk tetap tinggal sampai militer Israel memaksa mereka pergi.

Mereka sempat dievakuasi melalui jalur yang digunakan Palang Merah Internasional dengan izin tentara Israel.

Evakuasi dilakukan tiga kali, yakni pada Senin, Selasa, dan Rabu. Mereka dievakuasi terakhir lantaran memprioritaskan korban luka yang berada di RS Indonesia.

Baca Juga: Gandeng RIM dan Projo, Bala Muda 08 Ajak Milenial dan Gen Z Dukung Prabowo Gibran

Selain kesaksian relawan Indonesia, para perawat lain mengingat bagaimana pasukan Israel menargetkan lantai empat fasilitas tersebut dengan rudal dan memutus aliran listrik serta tenaga surya ke gedung-gedung tersebut.

“Ada 25 orang yang tulang pinggulnya patah dan tidak bisa digerakkan. Mereka meledakkan pintu masuk ini, mereka menembak pasien di dalamnya. Mereka menggeledah kami satu per satu dan memindai wajah semua orang. Saya memberitahu mereka bahwa saya seorang perawat,” kata perawat pria dari unit gawat darurat kepada Al Jazeera.

Namun sayang, pengakuannya sebagai perawat tidak digubris. Perawat tersebut tetap mendapatkan kekerasan fisik dan berbagai pertanyaan dari tentara Israel.***

Baca Juga: Al Nassr Selisih 1 Poin dari Al Hilal Usai Libas Al Okhdood 3-0, Ronaldo Cetak Brace

 

Halaman:

Tags

Terkini