Baca Juga: Tingkatkan Daya Saing, BRI Peduli Gelar Pelatihan dan Sertifikasi Halal UMKM dari Berbagai Daerah
Adapun kasus ini bermula dari Jaringan Peringatan Pestisida Thailand (Thai-PAN) mengumumkan anggur muscat mengandung puluhan residu kimia berbahaya.
Jaringan Peringatan Pestisida Thailand (Thai-Pan) dan Yayasan Konsumen mengumumkan temuannya pada Jumat (25/10/2024).
Organisasi perlindungan konsumen Thailand itu melakukan uji laboratorium terhadap 24 sampel buah anggur yang populer di Thailand mulai dari ritel, pedagang, dan pasar basah.
Uji laboratorium itu menemukan residu 14 bahan kimia berbahaya pada konsentrasi di atas batas aman 0,01 mg/kg.
Secara total, pengujian tersebut juga mendeteksi 50 residu bahan kimia, 22 di antaranya tidak diatur dalam hukum Thailand saat ini, seperti triasulfuron, cyflumetofen, tetraconazole, dan fludioxonil.
Baca Juga: BRI Cetak Laba Rp45,36 Triliun hingga Akhir Triwulan III 2024: Konsisten Perkuat Fundamental Kinerja
Berkaitan dengan itu, Otoritas Badan Pengawas Obat dan Makanan/Food And Drugs Adminsitration (FDA) Thailand telah mengeluarkan rilis resmi.
FDA Thailand menyatakan bahwa produk Anggur Shine Muscat aman untuk dikonsumsi.
Imbauan Bapanas
Meski hasil pengujian cepat menunjukkan anggur muscat aman dikonsumsi, NFA juga mengimbau seluruh masyarakat untuk menerapkan hal ini mengonsumsi buah anggur.
Caranya, memilih anggur yang memiliki izin edar dan cuci dengan air mengalir yang bersih sebelum dikonsumsi.
Di sisi lain, Badan Pangan Nasional juga tengah menggencarkan konsumsi buah lokal.