Suka Duka Saparuddin Jadi Satu-satunya Atlet Sulbar di Peparnas XVII Solo 2024: Luka Saat Latihan Dianggap Biasa

- Selasa, 8 Oktober 2024 | 09:11 WIB
Saparuddin, atlet satu-satunya asal Sulawesi Barat (Sulbar) di ajang Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVII Solo 2024 (Foto: PB Peparnas XVII)
Saparuddin, atlet satu-satunya asal Sulawesi Barat (Sulbar) di ajang Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVII Solo 2024 (Foto: PB Peparnas XVII)

Arahpublik.com – Butuh perjuangan ekstra keras bagi seorang Saparuddin, atlet satu-satunya asal Sulawesi Barat (Sulbar) di ajang Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVII Solo 2024.

Bagi Saparuddin, berbagai tantangan yang mengadang tak sedikit pun melunturkan semangatnya, demi tampil perdana di Peparnas XVII Solo 2024.

Dikisahkan, perjalanan Saparuddin berangkat ke Kota Solo, Jawa Tengah (Jateng), untuk mengikuti Peparnas XVII 2024, menguraikan berbagai persoalan.

Baca Juga: Dilema Gen Z Berkompetisi di Dunia Kerja: Realita Pengangguran di Jakarta hingga Tantangan Lawan Rasa Mager

Ya, Saparuddin, seorang pemuda berusia 15 tahun harus berangkat sendirian tanpa rekan-rekannya di ajang multievent olahraga disabilitas nasional tersebut.

Berlaga di cabang nomor lari 100 meter putra klasifikasi T52-53, Saparuddin hanya ditemani seorang pelatih dan satu ofisial.

Selain itu, kehadiran Saparuddin, pelatih dan 1 ofisial di Kota Bengawan, menjadi kontingen pertama Sulbar yang mengikuti ajang Peparnas.

Baca Juga: Berawal dari Nelayan, Erlansyah Sabet Medali Emas Pertama Para Renang di Peparnas XVII Solo 2024 Sebelum Pensiun

Saparuddin merasa bangga bisa mewakili daerahnya di perhelatan Peparnas XVII Solo 2024.

“Apalagi, partisipasi saya di Peparnas ini ikut membawa nama daerah. Rasanya bangga sekali,” ucanya, seusai bertanding di Stadion Sriwedari Solo, Senin (7/10/2024).

Persiapan Saparuddin, sangat terbatas. Ia hanya memiliki waktu dua bulan untuk latihan dengan segala macam keterbatasan.

Baca Juga: Pemprov Jateng-Jabar Siapkan Skema Kerja Sama Optimalisasi Bandara Internasional Kertajati

Salah satu ujian yang dihadapi Saparuddin selama berlatih, adalah luka pada jari-jarinya yang sering kambuh.

Luka-luka di jari Saparuddin, akibat seringkali mengayuh kursi roda dengan kecepatan tinggi. Gesekan yang timbul sering membuat tangan tergores hingga berdarah-darah.

“Luka seperti ini sudah biasa terjadi. Meski sampai luka-luka, saya tetap semangat. Namun, hal ini tidak sedikit pun mengurangi motivasi saya untuk tetap latihan,” ucapnya tersenyum.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: M. Rain Daling

Sumber: peparnas17.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X